RMI PBNU Lakukan Verifikasi ke Tiongkok, Pastikan Standar Halal Ompreng Program MBG
Jumat, 17 Oktober 2025 | 15:00 WIB
Delegasi PBNU saat berkunjung ke Guangdong Wuyan Co., Ltd, sebuah perusahaan teknologi uji laboratorium dan sertifikasi yang berpusat di Kota Chaozhou. (Foto: Dok. RMI PBNU)
Chaozhou, NU Online
Rabithah Ma'ahahid Islamiyah PBNU atau asosiasi pesantren NU bertolak ke Tiongkok, menyusul kabar dugaan adanya kandungan minyak babi di ompreng (food tray) yang digunakan program Makan Bergizi Gratis (MBG), termasuk di pesantren. Proses investigasi dilakukan selama kurang lebih sepekan, sejak 11–16 Oktober 2025.
"Kami menerima banyak pertanyaan dan ungkapan keresahan dari para kiai dan pengasuh pesantren terkait hal itu. Karena itu RMI PBNU ingin memastikan proses produksi dan sertifikasi pabrik yang telah memiliki sertifikat bebas babi dan bahan berbahaya," kata Ketua RMI PBNU KH Hodri Ariev, Senin (13/10/2025), di sela kunjungan ke Tiongkok.
RMI PBNU juga mengundang Ketua Interim TKA (Tim Koordinasi dan Akselerasi) Program MBG PBNU KH Fahmy Akbar Idries dan auditor dari Lembaga Periksa Halal NU-HAC (NU Halal Center) Ririn Fatma Nanda dalam misi verifikasi ini.
Temuan di Lapangan
Dari penelusuran di hari pertama kunjungan, Sabtu (11/10/2025), Tim menemukan semacam minyak yang digunakan sebagai bahan campuran cairan pencelupan material ompreng sebelum dicetak. Hal itu terungkap saat kunjungan ke pabrik pembuatan ompreng, Chaozhou Yitian Stainless Steel Co., Ltd di kota Chaozhou, provinsi Guangdong. Tim melihat langsung proses tahap demi tahap, mulai dari pemotongan bahan, pembentukan, pencucian, hingga pengemasan.
Para delegasi ditemui langsung oleh pemilik perusahaan, Huang Lue Gui yang dengan ramah menjawab pertanyaan-pertanyaan anggota Tim, termasuk soal jenis cairan pelumas yang digunakan. Sebagai informasi, sebelum ditekan mesin press, tumpukan lembaran berbahan stainless steel akan dicelupkan ke dalam cairan berwarna putih. Fungsinya selain agar tiap ompreng tidak menempel satu sama lain, juga agar memudahkan mesin dalam membentuk lempengan logam.
Huang Lue Gui mengaku heran ketika mendapat informasi bahwa di Indonesia ramai isu ompreng yang dibuat dengan melibatkan unsur minyak babi. “Puluhan tahun saya kerja di industri ini, baru kali ini mendengar kasus semacam itu,” katanya di hadapan Tim, Sabtu.
Menurut Huang, minyak yang cocok dipakai dalam produksi ompreng stainless steel ini setidaknya ada dua, yaitu minyak industrial dan minyak kacang. Ia sendiri mengaku memilih minyak industrial karena lebih efektif dan efisien. Bagi dia aneh bila sebuah pabrik memilih minyak babi karena harganya jelas jauh lebih mahal. Secara hitung-hitungan bisnis, ini kurang logis.
RMI PBNU menerima dokumen keterangan resmi penyuplai minyak tersebut yang menyatakan 100 persen bebas babi dan bahan berbahaya. Dokumen-dokumen lain juga menunjukkan bahwa material ompreng dari pabrik Chaozhou Yitian ini juga telah diuji di dua laboratorium bersertifikasi CNAS (China National Accreditation Service) dengan hasil 100% bebas minyak babi dan bahan berbahaya.
Meski demikian, Tim melalui NU Halal Center telah mengambil empat sampel cairan dari masing-masing tahapan proses, yang selanjutnya akan diuji di laboratorium Tiongkok dan Indonesia. Selain bahan kimia, NU Halal Center juga telah menelusuri sumber air yang digunakan pabrik, baik untuk mencuci ompreng maupun untuk campuran bahan.
Sebelumnya, delegasi PBNU juga berjumpa dengan Xu Si Jie, kepala laboratorium di Guangdong Wuyan Co., Ltd, sebuah perusahaan teknologi uji laboratorium dan sertifikasi yang juga berpusat di Kota Chaozhou. Di tempat ini, tim dari PBNU mendapat penjelasan tentang berbagai alat milik perusahaan untuk mendeteksi kandungan kimia sebuah produk, mengukur kadarnya, hingga menentukan tingkat keamanannya bagi manusia.
Sebagai laboratorium berserifikasi CNAS, Guangdong Wuyan melakukan uji laboratorium bukan hanya untuk memastikan produk tidak mengandung bahan berbahaya, tetapi juga untuk menjamin itu semua memenuhi standar nasional dan internasional sehingga layak ekspor.
Hasil Uji Lab Cairan
PBNU telah mengirim sampel cairan ke laboratorium Hefei Guangce Product Test Institute Co., Ltd., yang berlokasi di Hefei, Tiongkok. Pengujian sampel dilaksanakan pada 15–16 Oktober dengan fokus pada uji kandungan minyak babi dalam cairan yang digunakan pabrik.
Hefei Guangce Product Test Institute pada Jumat (17/10/2025) mengirimkan surat resmi hasil uji yang menyatakan bahwa cairan "100% bebas dari kandungan minyak babi (lard components)". Komponen yang ditemukan adalah berupa fatty acid ester dan sodium stearate yang umumnya berasal dari minyak nabati seperti kelapa sawit atau kelapa, lazim digunakan dalam industri pelumas dan kemasan.
Fahmy yang juga ketua PBNU mengatakan, proses verifikasi ini merupakan bentuk keseriusan pihaknya dalam memberi kepastian kepada masyarakat. Ia mengaku lega, hasil uji laboratorium kembali menyatakan seratus persen bebas minyak babi.
"Dari proses investigasi dan hasil uji lab ini, kita bisa menyimpulkan bahwa ada food tray impor dari Tiongkok yang aman dari minyak babi. Kalaupun ada yang mengklaim pernah menemukan, itu mungkin kasuistik dan tidak bisa digeneralisasi ke semua produk ompreng asal China," jelasnya.
Tahap selanjutnya, uji laboratorium akan dilakukan di Indonesia saat tim ini pulang ke Tanah Air sebagai bentuk verifikasi berlapis untuk memastikan hasil yang konsisten.
Ririn Fatma Nanda, auditor LPH NU Halal Center, menyambut gembira hasil tes yang juga menguatkan hasil observasi dan inspeksi lapangan ini. Meski demikian, pihaknya tetap mendorong agar importir memproses sertifikasi halal di Tanah Air khususnya di laboratorium yang diakui BPJPH.
"Langkah ini merupakan bagian dari prinsip kehati-hatian dan transparansi dalam memastikan keamanan dan kehalalan produk yang digunakan di program Makan Bergizi Gratis," ujarnya.
Kiai Hodri Ariev menambahkan, kalangan pesantren mitra BGN (Badan Gizi Nasional) seyogianya tetap tenang dan bijak dalam merespons kabar miring terkait ompreng.
"Tidak perlu panik dengan pemberitaan seolah-olah semua ompreng impor dari China mengandung minyak babi. Di sisi lain kita harus waspada dan hati hati. Mari kita pastikan SPPG kita hanya menggunakan ompreng yg bersertifikat halal atau bersertifikat bebas minyak babi. Jika sulit memastikan ompreng yang suci, para kiai bisa berkonsultasi melalui RMI PBNU," pungkasnya.