Siapkan Haji 2023, Kemenag RI dan Kemenhaj Saudi Bentuk Tim Bersama
Jumat, 15 Juli 2022 | 20:00 WIB
Makkah, NU Online
Prosesi puncak haji baru saja selesai, sebagian besar jamaah haji pun masih berada di Kota Makkah untuk secara berangsur-angsur dipulangkan ke negaranya masing-masing. Namun demikian, Kementerian Agama Ri dan Kementerian Haji Arab Saudi telah bergerak cepat dalam waktu dekat akan membentuk tim bersama untuk mempersiapkan haji di tahun berikutnya.
Tim bersama ini merupakan hasil diskusi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah terkait persiapan haji 1444 H/2023 M. Dalam diskusi tersebut, Menag juga sudah menyampaikan sejumlah catatan perbaikan, baik dari sisi penyelenggaraan di Indonesia maupun di Arab Saudi.
"Kami sepakat membuat task force atau tim bersama untuk membahas persiapan haji tahun depan agar lebih baik lagi," terang Menag usai melepas jemaah haji kloter 2 Embarkasi Solo (SOC 2) di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Jumat (15/7/2022).
"Tim ini akan berdiskusi bersama agar masalah yang ditemukan di lapangan yang dihadapi jemaah bisa diperbaiki di masa yang akan datang," sambung Gus Men, panggilan akrabnya.
Yaqut menyampaikan, perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab bersama dari sisi Indonesia dan Arab Saudi. Dari identifikasi yang dilakukan terhadap permasalahan di sisi Indonesia, terdapat petugas yang kurang disiplin. Diakuinya, tidak mudah mendisiplinkan lebih dari 2.000 orang petugas.
"Ke depan, saya pastikan semua yang terlibat dalam penugasan layanan ibadah haji harus disiplin. Semua harus diniatkan betul dari tanah air untuk melayani jemaah, dan bonusnya ikut beribadah haji. Jangan dibalik," tegasnya.
Terkait perbaikan dari sisi Pemerintah Arab Saudi, terdapat dua catatan yang disampaikan, yaitu penambahan toilet perempuan dan pelayanan di masyair (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Ia menyampaikan, jumlah jamaah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki dan mereka membutuhkan antre lama di toilet. “Sehingga toilet di Masyair (Arafah, Muzdalifah, Mina) perlu ditambah," terang Menag.
Tahun ini, terdapat penambahan biaya 1.5 triliun untuk pelayanan di Masyair. Namun demikian, Yaqut menilai kualitas layanan tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan. Harusnya, layanan yang diberikan jauh lebih baik.
"Saya sampaikan, ini yang mengeluh saya, loh, bukan jamaah. Dari apa yang kami bayarkan di Masyair, saya merasa masih jauh dari ekspektasi saya," sebutnya.
Dengan segala evaluasi dan catatan yang diberikan, Menag menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi, Raja Salman dan Pangeran Muhammad bin Salman yang telah bekerja keras memberikan pelayanan kepada jemaah haji seluruh dunia. Kalau ada kekurangan, itu masih dalam taraf kewajaran.
"Apalagi haji sudah off dua tahun karena pandemi. Banyak model baru juga dalam penyelenggaraannya yang mengarah pada digitalisasi. Banyak penyesuaian, dan dalam waktu sempit, Pemerintah Saudi sudah melakukan yang terbaik," tandasnya.
Sebelumnya, Menag telah menyampaikan 12 catatan atas penyelenggaraan haji tahun 2022 yang meliputi:
- Pemeriksaan kesehatan jamaah untuk mendeteksi jemaah risiko tinggi sebelum berangkat;
- Optimalisasi fungsi televisi hotel dan sosial media untuk sosialisasi;
- Pembinaan penyusunan program KBIH;
- Penyiapan naskah khutbah wukuf di tenda jamaah;
- Mengefektifkan koordinasi petugas haji Indonesia dengan petugas maktab;
- Posko haji khusus di hotel terdekat Masjidil Haram dan Nabawi;
- Desain baju petugas ditambah identitas negara Indonesia berbahasa Arab;
- Memperbanyak toilet wanita di Arafah dan Mina;
- Penguatan manasik haji di Tanah Air;
- Penyiapan kursi roda dan mobil golf untuk evakuasi jemaah sakit di Mina;
- Peningkatan kualitas Pembimbing Ibadah Haji (TPIHI) dengan penguasaan fiqih haji yang baik
- Petugas Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) diisi orang dengan pengetahuan medis dan fisik kuat.
Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Syakir NF