Sivitas Pesantren Berperan Penting dalam Pengasuhan Kolektif Santri
Kamis, 23 Oktober 2025 | 22:00 WIB
Jakarta, NU Online
Perkembangan seorang anak tidak hanya bergantung pada pengasuhan orang tua atau keluarga inti. Lingkungan sekitar juga memiliki peran penting dalam membentuk tumbuh kembang anak. Hal serupa terjadi di lingkungan pesantren.
Pengasuhan santri menjadi tanggung jawab bersama seluruh sivitas pesantren. Pandangan yang dikenal sebagai collective parenting (pengasuhan kolektif) ini disampaikan Dosen Psikologi UIN Sunan Kalijaga Maya Fitria saat dihubungi NU Online, Kamis (23/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa praktik pengasuhan kolektif membutuhkan kesadaran dari berbagai pihak, seperti guru, pembina atau pengurus, orang tua, bahkan tetangga sekitar asrama, agar memahami peran masing-masing dalam membentuk karakter santri.
Untuk menjaga keselarasan tersebut, lanjut Maya, diperlukan edukasi berkala bagi seluruh pihak terkait, mulai dari guru, pembina kamar atau kompleks, hingga orang tua dan warga sekitar pesantren, agar memiliki visi dan misi yang sejalan dengan pesantren dan kiai.
Baca Juga
Periode Awal Pesantren Krapyak
"Untuk memastikan semua selaras dengan visi dan misi pesantren juga perlu kontinyu penguatan literasi (misalnya) ada pengajian-pengajian, syiar-syiar ke semua orang tua anak-anak santri ini," jelas Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak itu.
Selain itu, Maya menyebut bahwa kesejahteraan material dan mental seluruh sivitas pesantren juga harus diperhatikan. Hal ini menjadi faktor penting dalam keberhasilan pengasuhan santri.
"Mereka juga perlu dijaga kesejahteraannya, karena (jika) mereka nyaman dan bahagia, akan berdampak juga pada anak-anak santri walaupun tidak semua berkaitan dengan kesejahteraan materi," terangnya.
Maya menambahkan, setiap sivitas pesantren perlu memelihara komunikasi yang baik dan mengedepankan sikap saling menghargai dalam mengasuh santri.
"Kekompakan para pihak di atas dengan mengedepankan sikap saling menghormati penting untuk dilakukan sepenuh hati," tandas pengurus Yayasan Ali Maksum, Yogyakarta, itu.