Strategi Diaspora Indonesia Jadi Pembahasan Diskusi Daring PP Muslimat NU
Jumat, 10 Juli 2020 | 06:30 WIB
Jakarta, NU Online
Bidang Hubungan Luar Negeri pada Pengurus Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) akan menyelenggarakan Webinar Series, Sabtu (11/7) besok sore. Kegiatan perdana ini akan membahas Strategi Diaspora Indonesia, menghadapi tantangan Covid-19 di Negeri Orang.
Kegiatan Webinar menghadirkan empat narasumber, pertama, Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegrosena. Kedua, Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel. Ketiga, Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangoen. Terakhir, Duta Besar RI untuk Aljazair, Safira Rosa Machrusin.
Sementara pemandu diskusi sekaligus pemantik Webinar pada kali ini akan dipimpin langsung Ketua Bidang Luar Negeri PP Muslimat NU, Hj Yenny Wahid. Sedangkan pembicara kunci akan disampaikan oleh Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Kegiatan akan dilangsungkan secara daring melalui aplikasi Zoom dan dibuka secara umum.
Pihak panitia juga menjanjikan memberikan doorprize bagi peserta diskusi yang beruntung. Undian dilakukan di sesi akhir Webinar. Selain itu, ada e-certificate khusus peserta yang mengikuti Webinar sampai acara selesai dengan registrasi pada laman https://bit.ly/reg-hln-web1.
Bagi yang ingin bergabung, silahkan bergabung buka aplikasi zoom, kemudian masukan ID 875 4783 9282 dan password: hlnmnu.
Bagi Anda yang tidak bisa mengikuti Webinar melalui aplikasi zoom, jangan khawatir. Diskusi ini juga akan disiarkan langsung di fanspage facebook Muslimat NU, kanal Youtube 164 Chanel dan Muslimat NU Official.
“Mudah-mudahan diskusi kali ini turut serta menambah semangat kita untuk terus meningkatkan gairah budaya literasi di kalangan perempuan NU,” ucap Yenny Wahid dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/7).
Untuk diketahui, di antara badan otonom NU yang kegiatannya paling aktif dan masif adalah Muslimat NU. Mulai dari pengajian hingga kegiatan sosial seperti pengelolaan lembaga pendidikan tingkat RA, klinik kesehatan sampai dengan panti asuhan serta diskusi-diskui yang membahas ragam persoalan, semuanya dilakukan oleh Muslimat NU.
Kehebatan perempuan NU tersebut dibuktikan dari cara mereka menyiapkan berbagai kebutuhan untuk menyukseskan ragam acara yang telah dirancang termasuk pengajian rutin. Ibaratnya, tanpa peran mereka, berbagai aktivitas NU tidak akan seaktif saat ini karena merekalah yang menghidupkannya.
Para pengurus Muslimat NU memang berbeda. Secara umur mereka lebih matang dibandingkan dengan organisasi perempuan di lingkungan NU dan kematangan itu disertai pula dengan kapasitas ekonomi yang lebih mapan untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
Apalagi para suami juga mendukung istrinya terlibat dalam kegiatan yang positif bersama dengan ibu-ibu yang lain, daripada terlibat pada kegiatan yang tidak jelas orientasinya. Maka lengkaplah modal untuk membuat organisasi ini bisa aktif bergerak.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Fathoni Ahmad