Tanggapan Prabowo Soal Maraknya Keracunan MBG: Sakit Perut Biasa Sebetulnya
Senin, 17 November 2025 | 21:20 WIB
Presiden Prabowo Subianto di Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11/2025). (Foto: tangkapan layar kanal Youtube Sekretariat Presiden)
Bekasi, NU Online
Presiden Indonesia Prabowo Subianto kembali menegaskan bahwa pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya di belakang program Makan Bergizi Gratis (MBG), terlepas dari adanya laporan insiden keracunan makanan di sejumlah daerah.
Penegasan ini ia sampaikan dalam peluncuran program Digitalisasi Pembelajaran di SMPN 4 Bekasi, Bekasi Selatan, Jawa Barat, Senin (17/11/2025).
Di hadapan siswa dan para guru, Prabowo merespons isu keracunan. Ia menilai bahwa kejadian tersebut lebih banyak berkaitan dengan aspek higienitas umum dalam kehidupan sehari-hari, bukan karena adanya kesalahan fundamental dari program pemerintah.
"Ada yang mereka bilang keracunan. Ya memang sakit perut biasa sebetulnya. Makan di warung, saya makan di rumah saja sering salah makan. Kadang-kadang kurang cuci tangan," ujar Prabowo dikutip NU Online melalui Youtube Sekretariat Presiden.
Meski demikian, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan satu pun potensi penyimpangan terjadi dalam program yang menyentuh jutaan anak Indonesia ini. Ia memastikan seluruh mekanisme pelaksanaan MBG akan diperketat.
"Tapi, kita tanggung jawab, tidak boleh ada sedikit pun penyimpangan. Karena itu sekarang persiapan lebih ketat, pemantauan lebih keras," tegasnya.
Presiden juga menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah penguatan pengawasan, termasuk penyediaan fasilitas pendukung kebersihan di sekolah-sekolah.
Hal ini mencakup alat pembersih wadah makan (ompreng), filter air, hingga prosedur keamanan pangan yang lebih rinci.
"Kita minta semua prosedur yang perlu diambil harus diambil. Alat pembersih ompreng, alat filtrasi air, dan sebagainya," tuturnya.
Merespons kritik dari sebagian pihak yang tidak sepakat dengan program MBG, Prabowo menilai bahwa perbedaan pendapat adalah hal wajar. Namun, ia menegaskan bahwa suara mayoritas masyarakat menunjukkan dukungan kuat terhadap program ini.
"Tapi, apa pun ternyata rakyat merasakan manfaatnya. Kalaupun ada beberapa orang yang tidak setuju itu saya kira wajar ya, tetapi secara garis besar, sebagian besar setuju, sebagian besar merasakan manfaatnya," katanya.
Prabowo optimistis MBG akan menjadi pondasi penting bagi lahirnya generasi muda yang lebih sehat dan lebih kuat.
"Saya haqul yakin mereka merasakan manfaatnya. Mereka akan jadi lebih kuat. Dia akan makan protein, dia akan lebih tinggi, ototnya akan lebih baik, tulangnya kuat, sel otaknya lebih cerdas," tandasnya.
Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan bahwa 13.371 penerima Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengalami gangguan kesehatan akibat dugaan keracunan pangan. Dari jumlah tersebut, 636 orang dirawat inap dan 12.755 menjalani rawat jalan, berdasarkan sinkronisasi data dengan Kementerian Kesehatan.
Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan bahwa dari 441 kejadian keracunan pangan secara nasional, 211 kasus (48 persen) berkaitan dengan pelaksanaan MBG, menjadikan program ini penyumbang tertinggi kasus keracunan sepanjang 2025.
Dari kajian Kemenkes, sekitar separuh kasus disebabkan cemaran bakteri E. coli, yang berasal dari air dan proses pengolahan yang tidak higienis. Sebagai koreksi, BGN kini mewajibkan penggunaan air steril, food tray tahan panas 120°C, serta mempercepat sertifikasi higiene dan sanitasi di dapur-dapur MBG.
Dadan menegaskan sebagian besar distribusi makanan tetap berjalan baik, dengan produksi mencapai 1,8 miliar porsi sepanjang 2025.