Tari Remo Gagrak Anyar Sambut Kedatangan Jokowi di Kantor PBNU Pertama
Ahad, 22 Oktober 2023 | 10:45 WIB
Tari Remo Gagrak Anyar sambut kedatangan Jokowi di kantor PBNU pertama (dulu HBNO), kini menjadi kantor PCNU Surabaya, Ahad (22/10/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)
Surabaya, NU Online
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya, yang dulunya merupakan kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pertama dengan nama Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO) pada Ahad (22/10/2023).
Kunjungan Jokowi di Kantor yang berlokasi tepat di Jalan Pahlawan nomer 9, atau lebih spesifik lagi, berada di Kampung Bubutan VI/2 Surabaya, Jawa Timur ini dalam rangka silaturahmi Kiai Sepuh, yang juga merupakan rangkaian acara Hari Santri 2023.
Kedatangan Presiden Jokowi disambut santri dan warga NU yang berkumpul di sekitar kantor PBNU pertama. Tak hanya itu, sejumlah kiai sepuh juga hadir untuk menyambut Jokowi.
Momen penuh makna ini diawali dengan tarian tradisional Jawa Timur, Tari Remo Gagral Anyar, yang ditampilkan oleh 20 siswa (19 siswi dan 1 siswa) dari SDN Rangkah 6 Surabaya dan SDN Ketabang 1 Surabaya. Mereka ikat kepala khusus berwarna merah, celana hitam sepanjang lutut, pakaian dengan lengan panjang, kain batik khas pesisiran, keris, selendang, stagen, dan gelang kaki berlonceng.
Presiden Jokowi yang mengenakan jas putih, sarung hijau, dan peci hitam berlambang NU berwarna emas tampak sangat antusias menyaksikan penampilan seni tradisional yang kental dengan budaya Jawa Timur ini.
Setelah menikmati Tari Remo, Presiden Jokowi sekitar 9.30 WIB bersama Kiai Sepuh dan sejumlah tokoh NU lainnya memasuki kantor PBNU pertama. Diantara Kiai Sepuh dan Tokoh NU tersebut yaitu Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul AkhyarRais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Gus Kikin, Nyai Haji Mahfudhoh Ali Ubaid.
Sekitar 1 jam Presiden Jokowi berada di dalam Kantor NU pertama, Jam 10.30 ia keluar diiringi Kiai Sepuh. Setelah itu ia melakukan foto bersama dengan para kiai sepuh dan penari Remo Gagrak Anyar
Tari Remo Gagrak Anyar
Tari Remo Gagrak Anyar merupakan perwujudan perjuangan Arek Suroboyo saat melakukan pertempuran melawan penjajah. Menurut Pembina Tari Remo Gagrak Anyar SDN Rangkah 6 Ibu Putri, tari ini merupakan ekstrakurikuler wajib di sekolah.
"Ini yang mengikuti dua puluh anak yang sepuluh anak dari SDN Ketabang 1. Yang 10 anak dari SDN Rangkah 6 Surabaya. Jadi kemarin itu kita gladi bersih, sekarang langsung tampil," imbuhnya.
Ia menjelaskan tari ini digunakan untuk penyambutan adanya tamu-tamu penting, seperti penyambutan presiden, kemudian pembukaan acara penting di Jawa Timur.
"Yang paling dominan ini gerak cowok, jadi tarinya itu tari gagah. Dulunya itu kan buat cowok, tetapi sekarang semua cewek harus bisa dan wajib oleh Pak Erick Walikota Surabaya ini bagaimana siswa SD hingga SMA bisa tari Remo," terangnya.
"Kostum dan riasan wajah ini dominan dari gagah, dari riasnya itu keras dan tajam, memang dasarnya itu kan Tari Remo ini dibuat laki-laki bukan buat perempuan. Tetapi di zaman yang maju-maju ini yang cowok kan melemah, jadi yang bisa itu yang cewek," pungkasnya.