Jakarta, NU Online
Pengabdian santri dari sejak zaman perjuangan melawan penjajah, mempertahankan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan, dan meneguhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan wujud dedikasi yang tinggi.
Namun, tantangan bangsa Indonesia agar lebih mandiri, bermartabat, dan berdaulat dalam segala hal menjadi perhatian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam menyongsong Hari Santri 2018 pada 22 Oktober mendatang. PBNU secara khusus mengangkat tema Dedikasi Santri untuk Indonesia Mandiri untuk Hari Santri 2018.
“Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur adalah cita-cita bangsa yang harus segera terwujud di tengah dunia yang berubah dan bergerak cepat, dinamis, tanpa batas,” ujar Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat peluncuran Hari Santri 2018 sepekan lalu di Kantor PBNU Jakarta.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini menjelaskan, kemandirian sebuah bangsa bukan hanya diukur dalam penguasaan pangan, energi, dan air serta dalam menjaga keseimbangan kehidupan dalam aspek sumberdaya manusia, tetapi juga dalam penguasaan teknologi.
“Khususnya teknologi masa depan yang memudahkan kehidupan manusia secara efektif dan efisien,” tegasnya.
Menurutnya, santri hari ini dan santri di masa yang akan datang harus mampu menjawab tantangan zamannya, memenangkan pertarungan global, dan mengambil peran strategis di segala lini kehidupan sebagai wujud dedikasi tinggi untuk umat, bangsa, dan negara.
Sementara itu, Ketua Panitia Peringatan Hari Santri 2018 H Marsudi Syuhud menyampaikan ragam rangkaian peringatan mulai dari lomba, shalawatan, doa bersama, hingga apel kebangsaan.
Kegiatan itu dilakukan sebelum hingga setelah puncak peringatan Hari Santri 2018 yaitu pada 22 Oktober. Direncanakan rangkaian acara akan sampai 10 November 2018 atau Hari Pahlawan Nasional. (Fathoni)