Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus mencolek Presiden Republik Indonesia Joko Widodo lewat Twitter terkait aksi kekerasan aparat terhadap warga Wadas, Kecamatan Benar, Kabupaten Purworejo yang terjadi baru-baru ini.
Hal itu bermula dari cuitan Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa (PCINU) Belgia, Ayang Utriza Yakin yang mempertanyakan sikap pemerintah yang melakukan pengerahan ratusan aparat di Desa Wadas dan menyolek sejumlah pejabat terkait antara lain Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, hingga Menteri BUMN Erick Thohir.
“YM. Bapak @ListyoSigitP @DivHumas_Polri: Kenapa desa wadas diserang polisi? Utk apa? YM. Bapak Luhut Pandjaitan @kemenkomarves Bapak @PerekonomianRI Bapak Menteri BUMN @erickthohir Bapak Menteri @Kemenkumham_RI demi apa? Investasi? Bapak @kemenkopmk: kemanusiaan ada di mana?” tulis Ayang.
Cuitan Ayang kemudian dikutip Gus Mus melalui akun Twitter pribadinya @gusmusgusmu. Dalam kutipannya Gu Mus tak menuliskan apa pun kecuali emoji bernada sedih. “Pak @jokowi 🥺,” demikian cuitan Gus Mus dilihat NU Online, Rabu (9/2/2022) malam.
Pak @jokowi 🥺 https://t.co/fBhYKFKClf
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) February 9, 2022
Aksi represif aparat yang terjadi pada Selasa (8/2/2022) dalam rangka mengawal proses pengukuran lahan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Desa Wadas menuai kritik dari sejumlah elemen masyarakat sipil, seperti PBNU, Muhammadiyah, hingga beberapa anggota dewan.
Sementara itu, Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Ubaidullah Shodaqoh mempertanyakan sikap pemerintah terhadap warga Wadas yang ditangkap aparat kepolisian.
“Apa lah harus demikian sikap pemerintah terhadap rakyat ya? Untuk siapa sih pembangunan itu? Apalah artinya? #SaveWadas,” tulis Kiai Ubaid lewat akun Twitter @Ubaidullah_Sdq.
Merespons banyaknya kecaman dari berbagai pihak, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta maaf atas pengukuran lahan di Desa Wadas yang berakhir ricuh dan diwarnai penangkapan puluhan warga Wadas oleh aparat kepolisian. Ganjar menegaskan bahwa kejadian kemarin adalah tanggung jawabnya.
“Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Purworejo, terutama masyarakat Desa Wadas. Kemarin malam saya sudah menelpon Pak Kapolda dan Wakapolda. Saya menyampaikan agar warga Wadas dibebaskan dan kami bersepakat (insyaallah) hari ini warga akan dipulangkan,” terang Ganjar.
Polisi Bebaskan 64 Warga Wadas yang Ditangkap
Polisi akhirnya membebaskan 64 warga Desa Wadas yang ditangkap pada saat pengukuran lahan pada Selasa, 8 Februari 2022. “Saat ini beberapa warga yang diamankan karena suatu hal, semuanya sudah dikembalikan kepada keluarganya,” ucap Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Rabu (9/2/2022).
Sebagai informasi, Warga Wadas tak setuju lahan mereka ditambang untuk dijadikan material pembangunan Bendungan Bener, sebuah proyek strategis nasional yang berada sekitar 5 kilometer dari desa tersebut. Berdasar data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, Bendungan Bener total investasi bangunan mencapai Rp2,060 triliun dengan skema pendanaan dari APBN.
Kendati ekskalasi penolakan di Wadas terus meningkat, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan proyek pengukuran tanah untuk di Desa Wadas terus berlangsung. Keputusan tersebut sudah bulat dan tugasnya adalah memastikan terciptanya dialog terbuka antar warga terutama pihak yang belum setuju.
“Kami memastikan bahwa proyek pengukuran tanah di Wadas yang nantinya akan diambil batuan quarry untuk pembangunan Bendungan Bener akan tetap berjalan,” ujarnya.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Mahbib Khoiron