Tingginya Kasus Covid-19, Faktor Lemahnya Kebijakan atau Kedisiplinan Masyarakat?
Selasa, 14 Juli 2020 | 07:50 WIB
Jakarta, NU Online
Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Syahrizal Syarif mengungkapkan bahwa saat ini ibu kota DKI Jakarta mencapai rata-rata minggu tertinggi dalam kasus positif Covid-19. Begitu juga dengan provinsi-provinsi di Jawa, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Menurut Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Kesehatan itu, kunci keberhasilan penanganan Covid-19 saat ini terletak pada para pemangku kebijakan dan taatnya masyarakat pada protokol kesehatan.
“DKI Jakarta mencapai rata-rata minggu tertinggi. Namun, semua Pemimpin Daerah hendaknya jangan hanya menyalahkan masyarakat yang tidak disiplin mengikuti protokol kesehatan, tetapi kebijakan juga harus diperkuat, karena pemimpin yang punya otoritas, regulasi, dan sumber daya,” tegas Syahrizal, Senin (13/7) di Jakarta.
Syahrizal menyebut bahwa wilayah DKI Jakarta saat ini risikonya sangat tinggi, 3 kali dibanding Jawa Timur, 8 kali dibanding Jawa Tengah, dan 14 kali dibanding Jawa Barat.
Dia menekankan bahwa masyarakat bisa belajar dari Jakarta dengan kasus asymptomatik (tanpa gejala) mencapai 66 persen, bahkan belajar dari Secapa AD yang mencapai 98,7 persen kasus tanpa gejala.
“Oleh sebab itu, jika berhadapan dengan sahabat sekali pun, tidak ada salahnya menjaga jarak dan memakai masker. Ngobrol juga sebaiknya tidak boleh terlalu lama,” ucap Syahrizal.
Kasus kematian di dunia akibat virus corona sudah menembus 573.309 jiwa. Angka kematian tertinggi masih ditempati Amerika Serikat sebanyak 137.948 orang, disusul Brasil sebanyak 72.234 jiwa.
Amerika Latin kini memang menjadi episentrum penularan corona. Bahkan per Senin (13/7), Meksiko menggeser Italia di posisi 4 negara dengan angka kematian terbanyak.
Selain di Amerika Latin, kasus corona juga terus melanda Benua Afrika, terutama Afrika Selatan. Tercatat, sudah ada 276.242 orang di Afsel positif Covid-19, 4.079 di antaranya meninggal dunia.
Berdasarkan data pemerintah hingga Senin pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.282 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan kini secara akumulasi ada 76.981 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama yang diumumkan pada 2 Maret 2020.
Sebanyak 1.282 kasus baru itu didapatkan dari pemeriksaan terhadap 13.100 spesimen terhadap 9.062 orang yang diambil sampelnya. Ini berarti satu orang bisa diambil sampelnya lebih dari sekali.
Pemeriksaan spesimen kali ini terbilang lebih sedikit dari biasanya, yang sudah mencapai di atas 20.000 spesimen. Adapun, total yang sudah diperiksa ada 1.074.467 spesimen terhadap 630.149 orang yang diperiksa.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon