Tingkatkan Layanan Kesehatan, LAZISNU dan BPKH Serahkan Bantuan Ambulans untuk Klinik NU di Gresik
Senin, 5 Februari 2024 | 15:30 WIB
Serah terima satu unit mobil ambulans untuk Klinik Mabarrot MWCNU Panceng, Gresik, Jawa Timur. (Foto: dok. LAZISNU)
Jakarta, NU Online
Guna meningkatkan pelayanan kesehatan, NU Care-LAZISNU PBNU bersama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI melalui Program Kemaslahatan menyerahkan bantuan berupa satu unit mobil ambulans bagi Klinik Mabarrot MWCNU Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada Senin (22/1/2024).
Bantuan tersebut merupakan realisasi Program Kemaslahatan Tahun Anggaran 2023 dalam ruang lingkup program di bidang kesehatan.
Sekretaris LAZISNU PBNU, H Moesafa mengatakan bahwa bantuan ambulans itu dapat bermanfaat khususnya bagi masyarakat Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik.
“Kami mengucapan terima kasih kepada BPKH atas bantuan dalam bentuk satu unit mobil ambulans untuk Klinik Mabarrot Panceng. Insyaallah bantuan ini dapat memberi manfaat sesuai dengan kebutuhan para penerima manfaat, khususnya bagi masyarakat Kecamatan Panceng,” ungkap Moesafa dalam keterangannya yang diterima NU Online, Senin (5/2/2024).
Ia menyebut bantuan itu dapat terlaksana melalui Program Kemaslahatan yang diinisiasi oleh BPKH selaku pemberi dana, dan NU Care-LAZISNU sebagai mitra pelaksana dari Program Kemaslahatan.
Kepala Divisi Registrasi dan Analisis BPKH Agung Sri Hendarsa menjelaskan bahwa sesuai dengan amanat Undang Undang, BPKH RI mengelola dana haji dan dana kemaslahatan (dana abadi umat).
“Dana yang dikelola BPKH yakni sekitar Rp170 triliun yang berasal dari pengembangan investasi syariah total Rp135 triliun dana setoran awal 5,5 juta calon jamaah haji. Dari keseluruhan dana tersebut, sejumlah Rp3,8 triliun merupakan dana abadi umat,” papar Agung.
Dana tersebut, lanjutnya, kemudian dikembangkan sesuai prinsip syariah dan menghasilkan sekitar Rp230 miliar per tahun. Dana pengembangan itu yang kemudian menjadi sumber dana dari penyaluran Program Kemaslahatan.
“Jadi seluruh dana yang digunakan dalam Program Kemaslahatan, termasuk lingkup kesehatan sama sekali tidak menggunakan setoran awal jamaah haji, melainkan dari nilai manfaat dana abadi umat yang dikelola oleh BPKH RI sesuai dengan asas prinsip syariah, kehati-hatian, nirlaba, transparan dan akuntabel sehingga Bapak Ibu tidak perlu khawatir,” tegasnya.
Menurutnya, bantuan dari Program Kemaslahatan sesuai dengan komitmen BPKH dalam menyalurkan nilai manfaat dari hasil Dana Abadi Umat (DAU), sebagaimana diatur dalam PP Nomor 5 Tahun 2018 Tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 terkait pengelolaan keuangan haji.
“Dan juga diatur dalam PBPKH Nomor 7 Tentang prioritas kegiatan kemaslahatan, yang salah satunya adalah peningkatan sarana prasarana kesehatan,” imbuhnya.
Agung menjabarkan, terdapat tujuh ashnaf atau ruang lingkup kegiatan dari Program Kemaslahatan yaitu Pelayanan Ibadah Haji, Pendidikan dan Dakwah, Kesehatan, Sosial Keagamaan, Pemberdayaan Ekonomi Ummat, dan Sarana Prasarana Ibadah serta Tanggap Bencana.
Ketua MWCNU Panceng Kiai Muhammad Halim menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPKH dan NU Care-LAZISNU atas bantuan yang diterima pihaknya.
“Kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BPKH dan NU Care-LAZISNU atas bantuan berupa satu unit mobil ambulans untuk Klinik Mabarrot, yang mana sudah mendapat akreditasi dengan nilai sempurna,” kata Kiai Halim yang juga Ketua Yayasan Hasyim Asy’ari.
Menurutnya, bantuan unit ambulans akan memudahkan Klinik Mabarrot MWCNU Panceng dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Klinik Mabarrot sudah mendapat akreditasi dengan nilai sempurna, yang berarti dalam dua bulan mendatang ini Klinik Mabarrot MWCNU Panceng sudah bisa menerima pasien BPJS, sehingga dengan adanya mobil ambulans ini semakin mempermudah Klinik dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bidang transportasi,” pungkasnya.
Turut hadir pada serah terima bantuan tersebut perwakilan dari lembaga dan Banom NU seperti Fatayat, IPNU, LKNU, GP Ansor, Muslimat Kabupaten Panceng, serta tokoh masyarakat setempat.