Tips Ampuh Menguatkan Daya Nalar Anak meski Libur Panjang
Rabu, 28 Desember 2022 | 21:15 WIB
Kekhawatiran mengenai penguasaan pelajaran yang hilang karena liburan tidak benar karena anak-anak tetap menjalani proses belajar dari lingkungan. (Foto: ilustrasi/freepik)
Jakarta, NU Online
Libur panjang pada akhir tahun menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Setelah melalui masa pembelajaran cukup panjang dan ujian, tak jarang libur panjang dimanfaatkan anak untuk bersantai, bermain sepuasnya.
Untuk menikmati waktu berkualitas bersama anak, orang tua pastinya sudah menyiapkan rencana untuk berlibur. Di sisi lain, banyak orang tua khawatir kalau anak akan melupakan pelajaran selama di sekolah dan tidak semangat untuk belajar seusai liburan. Pasalnya, selama libur panjang, anak-anak akan sejenak melupakan aktivitas belajar.
Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Widya Rahmawati Al Nur mengatakan kekhawatiran mengenai penguasaan teori belajar yang runtuh atau hilang itu tidak benar karena anak-anak pada masa libur akan tetap menjalani proses belajar, meskipun ruang belajarnya bukan di kelas, namun ia belajar di lingkungan sekitarnya.
Widya juga menepis anggapan masa liburan panjang akan memengaruhi kemunduran berpikir anak.
"Kemunduran berpikir anak pasti tidak disebabkan karena tidak berlatihnya seorang anak pada waktu tertentu. karena pada dasarnya melatih kecerdasan otak anak itu tidak melulu mengenai kognitif (pengetahuan) saja namun pada sisi sense tentang psikomotorik dan afektif juga penting," kata Widya kepada NU Online, Selasa (27/12/2022).
Widya pun memberikan tips menjaga daya nalar anak meski sedang libur panjang yang bisa dilakukan orang tua di rumah. Menurutnya, orang tua perlu sedikit demi sedikit mengingatkan apa yang telah dipelajari anak di sekolah dan di terapkan pada kegiatan di rumah. Hal ini untuk memperkuat ingatan mengenai materi belajar di sekolah ketika anak-anak berada pada masa liburan.
"Tidak hanya pembelajaran yang sifatnya eksakta (hitungan) namun berbagai aspek nilai-nilai kebaikan yang diajarkan selama di sekolah mampu diimplementasikan selama mereka berlibur di rumah masing-masing," ujarnya.
Dia menambahkan, orang tua juga bisa mengajak anak belajar sembari bermain. Meskipun kegiatan edukasi yang dilakukan orang tua berbeda dengan edukasi guru kepada siswanya dilihat dari metode dan strateginya, namun pada dasarnya tujuannya sama yakni mencerdaskan generasi bangsa (anaknya).
Metode yang paling sering digunakan adalah orang tua menyisipkan pembelajaran ketika anak menaklukkan pekerjaan rumah. Bisa juga dilakukan ketika sedang duduk santai, orang tua bisa saja meminta anaknya untuk mengulang apa yang dipelajari di sekolah (metode drill).
"Misalnya ketika anak belajar menghafal ayat Al-Qur'an orang tua dapat memberikan kesempatan anaknya untuk melafalkan ayat yang sudah diajarkan di sekolah," jelas Widya.
Menjaga asupan anak
Hal yang tak kalah penting menurut Widya pemberian asupan makanan yang berimbang dengan gizi yang seimbang untuk merawat nutrisi tubuh anak menjadi lebih baik lagi karena otak membutuhkan nutrisi dari melalui makanan.
"Yang tidak kalah penting dengan itu adalah bagaimana ubudiah (ibadah) kita berupa doa, zikir dan wirid serta amaliah baik kita yang semata-mata mengharap ridha Allah swt yang akan memelihara ilmu yang telah diperoleh, karena ilmu yang bermanfaat adalah amal jariyah maka sedikit ilmu yang diperoleh dari bangku sekolah di ajarkan dan diterapkan niscaya menjadi tabungan amal kelak," jelas Widya.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan