Tips Mengelola Sampah Selain Dibakar, Bisa Kurangi Polusi Udara
Sabtu, 2 September 2023 | 12:00 WIB
Jakarta, NU Online
Polusi udara yang tercemar saat ini terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah pembakaran sampah sembarangan. Membakar sampah bukanlah tindakan tepat, karena bisa menyebabkan polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan.
Dilansir dari Scientific American, sekitar 40 persen limbah atau setara dengan 1,1 miliar ton sampah di dunia dibakar di tempat terbuka. Ketika Anda membakar sampah, berbagai bahan kimia yang terkandung di dalamnya akan memuai ke udara dan memicu polusi.
Sejumlah bahan kimia dari asap pembakaran sampah itulah yang menjadi ancaman bagi kesehatan. Menurut US Environmental Protection Agency, karbon monoksida dan formaldehida (formalin) adalah dua zat utama hasil pembakaran yang paling banyak memicu penyakit pernapasan.
Christine Wiedinmyer, seorang peneliti dari National Center for Atmosperic Research, sebanyak 29 persen asap hasil pembakaran mengandung partikel logam berukuran kecil yang dapat menembus langsung ke dalam paru-paru.
Selain itu, 10 persen kandungan polutan dari sampah mengandung merkuri dan 40 persen lainnya mengandung hidrokarbon aromatik polisiklik (PHA).
Asap pembakaran juga mengandung banyak materi tak kasat mata lainnya seperti hidrogen klorida, hidrogen sianida, benzena, stiren, arsen, timbal, kromium, benzo(a)pyrene, dioksin, furan, dan PCB. Semua zat kimia ini jelas bukan untuk konsumsi manusia karena membahayakan kesehatan.
Bahaya bakar sampah sembarangan
Bahan kimia dari asap pembakaran sampah tidak hanya dapat langsung terhirup oleh manusia. Akan tetapi, juga bisa menempel pada benda-benda yang ada di sekitarnya. Contohnya pohon, tanaman di kebun, permukaan tanah, dan sebagainya.
Walaupun apinya sudah padam, Anda masih bisa terpapar zat kimia hasil pembakaran sampah saat Anda makan buah dan sayuran yang ditanam pada tanah yang terkena abu pembakaran.
Jika bahan-bahan kimia tersebut terus dihirup oleh manusia, maka ini dapat menyebabkan batuk, sesak napas, infeksi mata, sakit kepala, dan pusing. Bila terus dibiarkan, kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru, gangguan sistem saraf, serangan jantung, dan beberapa jenis kanker.
Bahaya membakar sampah ternyata tidak berhenti sampai di situ. Kandungan dioksin dari sampah plastik memiliki sifat karsinogenik dan dapat mengganggu sistem hormon dalam tubuh. Racun ini juga dapat menumpuk di dalam lemak tubuh dan diserap oleh plasenta bayi pada ibu hamil.
Lantas, bagaimana cara yang tepat mengelola sampah rumah tangga? Melansir laman Department of Health of New York, berikut beberapa cara menyingkirkan sampah tanpa harus dibakar.
1. Reduce (mengurangi)
Hindari membuang sampah berlebihan. Beli lebih sedikit barang dan coba untuk memilih produk dengan kemasan paling minim atau sederhana.
Dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, Anda membantu mencegah polusi dan melindungi lingkungan. Anda juga membatasi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, melestarikan sumber daya alam, dan menghemat uang.
2. Reuse (menggunakan kembali)
Belilah produk yang dapat digunakan kembali atau dikemas dalam wadah yang dapat diisi ulang.
Menggunakan kembali memberikan alternatif yang sangat baik dan ramah lingkungan untuk metode pengelolaan limbah lainnya. Reuse bisa mengurangi polusi udara, air, dan tanah, serta membatasi kebutuhan sumber daya alam yang baru, seperti kayu, minyak bumi, serat, dan bahan lainnya.
3. Daur ulang
Cobalah untuk mendaur ulang sampah. Cara ini dapat mengurangi jejak karbon dan emisi. Daur ulang juga menjadi sebuah upaya untuk mengurangi sampah terus menumpuk atau berakhir di TPA dan mencemari lingkungan.
Salah satunya plastik, sampah plastik yang terus menumpuk dapat mengancam tidak hanya kondisi daratan namun juga hingga ke wilayah perairan.
4. Membuat kompos
Salah satu bahan yang sangat potensial untuk diolah menjadi kompos adalah sampah organik rumah tangga.
Pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos memiliki manfaat ganda, yaitu mengatasi masalah sampah rumah tangga, sekaligus mendapatkan pupuk organik yang sangat bermutu.
Sampah organik adalah seperti sisa makanan, sayuran, dan lain-lain. Alat dan bahan untuk membuat kompos dari sampah organik ini pun mudah sekali. Selain itu, hasil kompos ini sangat bisa digunakan untuk menjadi pupuk alami tanaman-tanaman yang ada di rumah.
5. Buang dengan benar
Pastikan sampah rumah tangga diangkat oleh layanan khusus yang mengumpulkan dan mengantarkannya ke tempat pembuangan sampah setempat. Namun, sebelum dibuang perlu terlebih dahulu memilah sampah.