UIN Syahid Jakarta, Pencetus 'Moderasi Beragama' di Indonesia
Selasa, 11 Juli 2023 | 20:00 WIB
Gedung di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Jl Ir H Juanda Nomor 95, Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten. (Foto: uinjkt.ac.id)
Jakarta, NU Online
Memandang sepintas gedung raksasa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta dari depan, akan tampak sederet logo UIN Jakarta yang terpampang di tengah tembok kelilingnya. Salah satu bagian yang pernah masuk dalam 'cocokologi' seseorang, yaitu bagian garis edar elektron yang tampak seperti logo Star of David.
Akan tetapi, hal ini dibantah oleh pihak UIN Jakarta. "Tidak benar. Itu lebih menggambarkan garis edar elektron yang kurang lebih bermakna ilmu pengetahuan yang secara terus-menerus harus digali, diriset, dan dikembangkan," tutur Umar, bagian Humas UIN Jakarta.
Dari sisi bangunan, Pusat Perpustakaan UIN Jakarta lebih menggambarkan visi UIN Jakarta yang berkaitan dengan integrasi keislaman dengan sains. "Gedungnya modern, tapi di atasnya ada kubah. Ada sentuhan Islami. Jadi, modern dan islami," ujar Jaenal, bagian Humas UIN Jakarta.
Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kemajuan UIN Jakarta saat ini tidak terlepas dari dinamika histrorisnya. UIN Jakarta berawal dari dibentuknya Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) pada tahun 1957 dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan tenaga pendidik agama pada Sekolah Menengah Umum, Sekolah Kejuruan dan Sekolah Agama.
Tiga tahun berikutnya tepatnya pada tahun 1960, ADIA berubah menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta setelah bergabung dengan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN). Pada masa IAIN ini, nama Syarif Hidayatullah, nama asli dari Sunan Gunung Jati, dipilih sebagai identitas karena dalam perjalanan dakwahnya selaras dengan cita-cita UIN Jakarta.
Barulah pada tahun 2002, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berubah status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Hingga kini, UIN Syarif Hidayatullah memiliki 12 Fakultas pada jenjang Strata 1 (S1), dan ada Sekolah Pascasarjana dengan berbagai konsentrasi mengenai keislaman dan integrasi keilmuan.
Adapun 12 Fakultas S1 tersebut yaitu Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Adab dan Humaniora, Ushuluddin, Syariah dan Hukum, Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Dirasat Islamiyah, Psikologi, Ekonomi dan Bisnis, Sains dan Teknologi, Ilmu Kesehatan, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Kedokteran.
Gagasan Rektor UIN Jakarta
Setelah resmi dilantik menjadi Rektor UIN Jakarta pada 1 Maret 2023, Prof Asep Saepudin Jahar membuat beberapa gagasan untuk memajukan UIN Jakarta. Gagasan pertamanya yaitu akan memperkuat UIN Jakarta sebagai Pusat Kajian Islam yang mengintegrasikan agama dan sains. Kedua, UIN Jakarta rencananya akan menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNK-BH).
Gagasan berikutnya berkaitan dengan digitalisasi. Hal ini bertujuan agar teknologi modern dengan mudah dapat memfasilitasi civitas akademika dalam tugas-tugasnya. Selain digitalisasi, Rektor UIN Jakarta juga akan menjadikan UIN Jakarta sebagai Green Campus. Prof Asep menginginkan UIN Jakarta terbebas dari polusi dan nantinya akan memiliki sistem limbah yang baik serta ramah lingkungan.
Dalam kaitannya dengan ekonomi dan bisnis, UIN Jakarta merencanakan suatu program kemandirian dengan adanya kapitalisasi atau sumber bisnis. Gagasan terakhir yaitu berkaitan dengan penguatan sistem informasi Humas (public relation).
Dari semua gagasan ini, akan diarahkan menjadi bagian dari internasionalisasi. "Jadi rekognisi internasional tidak mungkin tercapai tanpa ada semua (gagasan) tadi. Termasuk di dalamnya tentang riset, jumlah mahasiswa dan profesor asing, publikasi, paten, pengabdiannya kepada masyarakat di nasional dan internasional," kata Prof Asep yang menegaskan proses realisasinya sudah dimulai.
Sejalan dengan hal itu, proses masuknya mahasiswa asing sebagai salah satu perwujudan 'internasionalisasi' sedang direncanakan oleh Pusat Layanan dan Kerja Sama Internasional (PLKI) UIN Jakarta dan Kementerian Luar Negeri. PLKI UIN Jakarta dan Kemenlu akan bekerja sama dengan sejumlah negara seperti Norwegia, Uni Emirat Arab (UEA), dan Qatar untuk program beasiswa yang diberikan kepada 30 mahasiswa dari Afganistan untuk berkuliah di UIN Jakarta.
"Dari program ini memiliki nilai strategis. Yang pertama, mereka akan mendapatkan kesempatan belajar. Kedua, mereka belajar tentang indahnya Islam Indonesia," ujar Maila Dinia Husni Rahiem, Ph D, seorang pegawai di PLKI UIN Jakarta.
Islam Mazhab Ciputat dan Cikal Bakal 'Moderasi Beragama' di Indonesia
Salah satu yang menjadi ciri khas akademiknya UIN Jakarta yaitu Islam Mazhab Ciputat (IMC). Tokoh yang melekat pada IMC adalah Harun Nasution, Rektor IAIN Jakarta tahun 1973.
Menurut Prof Asep, definisi IMC yaitu, "Mengembangkan pemikiran-pemikiran dalam konteks Qur'an, hadits, tafsirnya, hukumnya, filsafatnya. Menggali bagaimana khazanah intelektual Islam itu tumbuh menjadi fondasi, rujukan dan inspirasi dalam keilmuan akademik dan juga di dalam kehidupan. Sehingga dapat menjawab persoalan-persoalan sosial, ekonomi, dan budaya (dalam masyarakat)."
Barangkali karena hal inilah, UIN Jakarta dicap sebagai sarangnya 'Islam liberal', padahal UIN Jakarta sama sekali tidak menggambarkan ‘Islam liberal’. "Enggak. Kalau saya lihat civitas academica UIN (Jakarta) menjadi bagian dari penggerak keislaman di Indonesia," kata Prof Asep.
Sempat menjadi kontroversi di zamannya (saat masih menjadi IAIN), IMC kini akan dihidupkan kembali oleh Rektor UIN Jakarta di ranah kampus. Prof Asep juga menyampaikan bahwa dari pemikiran-pemikiran para Intelektual Ciputat (UIN Jakarta) inilah kemudian lahir istilah dan konsep 'Moderasi Beragama' yang sekarang sedang digaungkan di mana-mana. "Pemikiran ini menawarkan pemikiran yang rasional, adaptif, responsif, dan humanis. Kita menyebutnya sekarang sebagai Islam rahmatan lil alamin dan Islam moderat," ujarnya.
Keunggulan UIN Jakarta
Dilihat dari sarana dan prasarana, UIN Jakarta memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang kegiatan akademik dan non-akademik para mahasiswanya. Beberapa contoh yaitu perpustakaan utama yang dilengkapi bukan hanya oleh koleksi sejumlah puluhan ribu buku, tapi juga dengan fasilitas-fasilitas lainnya.
Dalam bidang kesehatan, ada solusi bagi mahasiswa UIN Jakarta untuk berobat secara gratis di Klinik Pratama. Dalam bidang pengabdian masyarakat, UIN Jakarta memiliki lembaga PPM dan STF. SDM pengajar di sini juga banyak yang sudah menjadi doktor dan profesor. Selain dari bidang tersebut, masih banyak penunjang lainnya.
Soal prestasi, UIN Jakarta sudah memiliki banyak trofi, yang terbaru adalah menjadi juara umum dalam OASE PTKI 2023. Dari segi alumni, UIN Jakarta punya banyak alumni yang sukses dalam berbagai bidang, termasuk Azyumardi Azra, Cak Nur, Habib Husein Ja’far Al Hadar, Saiful Mujani, Zamroni, dan masih banyak tokoh lainnya.
Dengan keunggulan-keunggulan UIN Jakarta ini, M Abid Al Akbar, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Jakarta memberikan kesan yang baik. "Saya mendapat studi Islam dengan komparasi dan elaborasi antara literarur tradisional dan kontemporer sehingga menghasilkan kajian Islam yang progresif. Selain itu karena saya diamanahi sebagai Ketua DEMA, saya mendapatkan banyak pelajaran keorganisasian yang membentuk karakter dan leadership, sehingga wadah di luar kelas menjadikan diri kita lebih siap untuk menghadapi dunia pascakampus," tuturnya.
Bagi Anda yang ingin bergabung menjadi bagian pembaharu Islam progresif di UIN Jakarta, bisa datang langsung ke lokasinya yang beralamat di Jl Ir H Juanda Nomor 95, Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412. Ingin tahu lebih detail tentang UIN Jakarta terlebih bagi Anda yang ingin kuliah di UIN Jakarta, dapat menghubungi nomor (021) 7401925, email: humas@uinjkt.ac.id maupun situs web www.uinjkt.ac.id.
Kontributor: Saeful Huda