Jakarta, NU Online
Kiprah tokoh perempuan NU almarhumah Mahsusoh Ujiati begitu membekas di benak Guru Besar Universitas Ibnu Thufail Maroko Prof Dr Mariam Ait Ahmed. Prestasi salah seorang pendiri IPPNU ini dinilai patut diapresiasi.
<>
“Mari kita bacakan surat al-Fatihah kepada beliau. Al-Fatihah…” pinta Porf Mariam di sela kuliah umum yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Agama Islam NU (STAINU) Jakarta di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (12/11) malam.
Menurut dia, Mahsusoh adalah pedamping Dubes RI untuk Maroko Tosari Wijaya yang baik. “Subhanallah, ketika dibangun hubungan Indonesia dan Maroko dikirimlah wanita yang sangat mulia mendampingi seorang duta besar,” katanya sambil menahan air mata.
Mahsusoh dianggap berjasa dalam menghubungkan Indonesia dan Maroko. Salah seorang pimpinan Muslimat NU ini termasuk ibu yang selalu mengayomi, terutama bagi para mahasiswa yang ada di Maroko.
“Beliau mempunyai hati yang mulia, sehingga kedatangannya ke Maroko membawa bendera cinta. Beliau memberikan cinta kepada para mahasiswa,” sanjung Ketua Organisasi Persaudaraan Maroko-Indonesia ini .
Dalam acara Pekan Budaya di Maroko September lalu, Mahsusoh yang wafat pada 21 Desember 2011 itu mendapat anugerah penghargaan sebagai pejuang muslimah hubungan Indonesia-Maroko dari Jamiyyah Sidi Thalhah, bersamaan dengan acara mengenang al-Wali Sidi Thalhah, tokoh kemerdekaan Maroko.
Redaktur : Hamzah Sahal
Penulis : Mahbib Khoiron