Nasional

Yenny Wahid Soroti Fenomena 'No Viral No Juctice' yang Kerap Terjadi di Masyarakat

Ahad, 22 Desember 2024 | 09:15 WIB

Yenny Wahid Soroti Fenomena 'No Viral No Juctice' yang Kerap Terjadi di Masyarakat

Hj Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid) di Haul Ke-15 Gus Dur di Cignjur Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/2024) malam. (Foto: NU Online/Aji)

Jakarta, NU Online
Putri kedua KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Hj Zannuba Ariffah Chafsoh menyoroti lemahnya perlindungan saat ini kepada masyarakat. Menurutnya, banyak kasus yang seharusnya menjadi perhatian negara, tapi malah harus diramaikan oleh masyarakat terlebih dahulu supaya mendapat perhatian.


Yenny Wahid sapaan akrabnya mencontohkan beberapa kasus yang sedang terjadi saat ini.


"Kasus-kasus yang terjadi pada masyarakat belakangan ini, ada orang yang dianiaya, ada pegawai yang dipukul misalnya, ada orang-orang yang diperlakukan di-bully temannya misalnya. Ada juga negara yang memperlakukan mereka secara tidak adil,” ujarnya saat acara konferensi pers Haul Ke-15 Gus Dur di Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan pada Sabtu (21/12/2024).


Ia menyoroti fenomena no viral, no justice atau jika tidak viral, tidak ada keadilan yang berarti keadilan hanya tercapai jika sebuah kasus berhasil menarik perhatian publik melalui media sosial. 


​​​​​​​"Kasus-kasus yang terjadi seharusnya negara justru hadir melakukan pembelaan, yang terjadi justru masyarakatnya harus bangkit. Ini menjadi fenomena no viral, no justice, kalau tidak viral tidak ada keadilan untuk orang yang menjadi korban,” ujar Yenny Wahid.


Alumnus Universitas Harvard itu menegaskan bahwa hal tersebut merupakan masalah yang serius dan harus segera diperbaiki. Sebagai warga negara yang taat membayar pajak dan mematuhi aturan, setiap orang berhak mendapatkan perlindungan secara aman dari negara serta layanan publik yang terbaik.


"Ini kan sesuatu yang harus kita koreksi. Bagaimanapun, kita semua orang-orang Indonesia taat membayar pajak, taat pada aturan. Kita semua berhak mendapatkan perlindungan dari negara, kita semua berhak mendapatkan yang terbaik pelayanan masyarakat,” ujar Yenny Wahid.


Yenny juga menyoroti ketidakmampuan negara dalam merespons pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di masyarakat, baik itu dalam bentuk intimidasi maupun pelanggaran lainnya. Menurutnya, seringkali masyarakat harus turun tangan untuk menuntut keadilan ketika negara terlihat diam dalam menyikapi situasi tersebut. 

 

Ia mengapresiasi terhadap kepekaan masyarakat yang aktif sebagai garda terdepan dan mengkritik ketidakadilan yang terjadi saat ini di sekitar mereka. "Bagi saya, ini harus kita syukuri karena ada mekanisme kontrol masyarakat yang artinya masyarakat harus bergerak dan memang harus terus mengkritisi ketika ada ketidakadilan di sekeliling kita," ucap Yenny Wahid.