YKMNU Latih Pendamping Yatim dan Keluarga Akibat Covid-19
Jumat, 24 September 2021 | 06:30 WIB
Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKM NU) mengadakan Pelatihan Pendamping Yatim dan Keluarganya, Program Pendampingan Yatim Akibat Pandemi Covid-19 pada Jumat (24/9/2021).
Jakarta, NU Online
Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKM NU) mengadakan Pelatihan Pendamping Yatim dan Keluarganya, Program Pendampingan Yatim Akibat Pandemi Covid-19 pada Jumat (24/9/2021).
Ketua YKMNU Endang Sulistina Umar menyampaikan bahwa penyelenggaraan pelatihan ini guna menyatukan pemahaman lebih baik dalam rangka mendampingi anak-anak yatim dan keluarganya akibat pandemi Covid-19.
Ia menegaskan bahwa 40 peserta yang telah dilatih akan diterjunkan langsung ke keluarga yang ada di Jakarta sebagai uji coba. “Kita mencoba nanti setelah pelatihan ini untuk uji coba. Ini belum menjadi program permanen. Program uji coba ini kita lakukan di DKI Jakarta saja selama kurang lebih dua bulan,” ujarnya.
Masing-masing pendamping akan memberikan pendampingan kepada satu anak yatim dan keluarganya. Jadi, hal ini diharapkan berjalan lebih maksimal. Karenanya, ia menekankan kepada para peserta agar mengikuti kegiatan dengan baik dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh pada pelatihan di lapangan dengan serius.
“Mohon pada waktu pendampingan itu betul-betul dilakukan secara serius karena ini uji coba untuk melihat bisa diteruskan atau ada cara yang lain,” ujarnya.
Endang menjelaskan bahwa langkah pertama dalam program ini pendamping yang merupakan anggota Muslimat akan bersilaturahim kepada anak atau keluarga yang sudah ditunjuk. Mereka datang dengan membawa buku doa dan uang tali asih.
Kemudian, mereka bisa datang lagi sekitar 10 hari hingga dua minggu setelahnya. Dalam pertemuan kedua ini, mereka memberikan kunjungan lagi sambil menilai kunjungan pertama dengan membawa uang tali asih.
“Seandainya dalam kunjungan itu merasa bahwa mungkin bisa sampai lima kali atau tidak perlu sampai lima kali. Mungkin segi agamanya oke, tetapi ada masalah kejiwaan. Perlu penanganan ahli yang nanti akan dilakukan oleh anak buah dari Bu Nihayah, dekan Psikologi UIN Jakarta,” katanya.
Lebih lanjut, Endang juga mengatakan bahwa kelanjutan program ini tergantung pada ibu-ibu pendamping setelah monitor dan evaluasi yang akan dilaksanakan selepas uji coba pendampingan itu selesai. “Keputusan diambil oleh ibu-ibu secara jujur dan bertanggung jawab,” katanya.
Seandainya program ini bisa terus berjalan dan bisa dikembangkan lebih banyak itu membutuhkan biaya yang banyak. “YKMNU berusaha mencari mitra yang bisa membiayai kegiatan ini,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Periodik Pimpinan Pusat Muslimat NU Erna Yulia Soefihara menyampaikan bahwa setidaknya ada dua problem penting yang dialami oleh anak yatim dan keluarganya, yakni problem ekonomi karena belum bisa memiliki penghasilan sendiri dan problem psikologis sekaligus yang berdampak pada kejiwaannya.
“Apa yang dilakukan YKMNU Pusat kita apresiasi. Langkah yang luar biasa dan memberi kemanfaatan menyeluruh, mengatasi problema psikologi dan ekonominya,” katanya.
Tentu, lanjutnya, anak-anak yatim akibat Covid-19 memiliki keadaan yang berbeda dengan anak yatim lainnya. Melihat kondisi anak yatim seperti ini, ada cara khusus dalam mendampinginya. “Kami mengapresiasi YKMNU Pusat dalam rangka mencari cara dan metode efektil dalam mendampingi anak-anak yatim akibat Covid-19,” ujarnya.
Oleh karena itu, untuk menyukseskan program tersebut, ia menekankan kepada segenap pengurus Muslimat dan seluruh perangkatnya dapat bekerja sama dan berkontribusi.
Para peserta calon pendamping ini diberi pembekalan khusus oleh dosen psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni Asep Haerul Gani dan Yunita Faela Nisa.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad