Innalillahi, Anggota Banser Ini Bersedekap Sendiri Sebelum Wafat
Senin, 4 Februari 2019 | 06:15 WIB
Keluarga Besar GP Ansor dan Banser Jombang, Jawa Timur berduka. Slamet Hariadi (35), salah satu anggota Barisan Serbaguna (Banser) Kecamatan Kesamben dipanggil menghadap Allah SWT. Wafatnya almarhum dikarenakan sakit kepala yang dialami kurang lebih sepuluh hari dengan tekanan darah yang fluktuatif.
Jelang wafatnya, Slamet sempat mengatakan kepada ibunya untuk mengajak berangkat. Kemudian oleh pihak keluarga, ia pun dibawa ke RSUD Jombang. Di tengah perjalanan, Slamet mengarahkan sendiri kedua tangannya ke atas perut layaknya orang shalat. Tak lama setelah itu bibirnya pun berubah menjadi pucat dan putih.
Sesampainya di rumah sakit ternyata Slamet sudah dipanggil Allah SWT. Ajakan yang disampaikan Slamet kepada Ibunya merupakan pertanda ia pamit menghadap Sang Kuasa.
Kabar duka ini dikisahkan Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kesamben, Toni Syaifuddin saat melakukan doa bersama dan memberikan santunan kepada keluarga Slamet, di Desa Gumulan, Kesamben, Jombang, Ahad (3/2) malam.
Sementara Ketua PC GP Ansor Jombang H Zulfikar Damam Ikhwanto (Gus Antok) yang hadir di rumah duka mengatakan bahwa Slamet adalah sosok telah banyak memberikan kontribusi dalam kegiatan-kegiatan NU.
"Almarhum sudah banyak berkorban saat masih hidup, baik jiwa maupun harta dan waktunya untuk kegiatan di Ansor juga Banser. Dan di akhir hayatnya tercatat sebagai anggota aktif Banser. Ini adalah pembelajaran yang sangat berharga bagi kita semua," katanya.
Bagi Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) lanjut Gus Antok, kekompakan tak hanya saat menjalani tugas dan tanggung jawabnya sebagai generasi muda NU yang setia menjaga kiai, ulama, agama juga bangsa. Kekompakan itu pula diwujudkan hingga akhir hayat.
Semangat harus terus berkobar dan tak pernah pupus mengabdikan diri di Ansor juga Banser dengan niat semata untuk memperoleh ridha Allah SWT. Niatan ini juga ditanamkan agar benar-benar nantinya diakui sebagai santri Khadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari (Mbah Hasyim) dan muassis-muassis NU lainnya.
"Maka dari itu janganlah kita patah semangat, malah sebaliknya harus bertambah semangat dengan meneladani sahabat kita ini. Jika sudah begitu maka kita akan diakui oleh Mbah Hasyim Asyari, Mbah Wahab Chasbullah, Mbah Bisri Syansuri sebagai santrinya," ucapnya.
Sahabat Ansor serta Banser, imbuh dia, yang dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh mengabdi sehingga diakui sebagai santri para muassis NU, maka mereka mendoakannya khusnul khatimah.
"Dan inilah yang dialami oleh sahabat kita, yang meninggalnya diberi kemudahan oleh Allah SWT," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Muhammad Faizin)