Obituari

TGH Muhammad Anwar, Pengasuh Pesantren Darunnajah Lombok Barat Wafat

Selasa, 27 November 2018 | 01:35 WIB

TGH Muhammad Anwar, Pengasuh Pesantren Darunnajah Lombok Barat Wafat

null

Lombok Barat, NU Online
Innalillahi waina ilai rajiun

Berita duka kembali datang dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Anwar pendiri dan pengasuh Pesantren Darunnajah, Desa Duman, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat meninggal dunia, Selasa (27/11). Almarhum meninggal dunia pukul 05.30 WITA, dalam usia 68 tahun.

TGH Muhammad Anwar meninggal karena sakit yang ia derita sejak Ramadhan tahun ini. Ia meninggalkan seorang istri dan sembilan orang anak. Almarhum rencananya dimakamkan siang ini pukul 14.00 WITA di pemakaman keluarga Lingkungan Pesantren Darunnajah, Duman. Adapun shalat jenazah dilaksanakan di Masjid Baiturrahman, Desa Duman, Lingsar, Lombok Barat.

TGH Muhammad Anwar adalah seorang tokoh NU NTB yang berpengaruh dan membina jamaah pengajian sampai ke pelosok-pelosok kampung. Sejak muda ia dikenal aktif di NU. Ia merupakan murid dari mursyid tarekat di Lombok, almarhum TGH Abhar Muhyidin, Pagutan, Mataram. 

Semasa hidupnya TGH Anwar pernah jadi Wakil Ketua PWNU NTB. Amanah terakhir saat ini adalah anggota syuriyah PWNU NTB. Selain itu ia juga aktif di Komisi Syariah MUI NTB, Ketua Baznas Daerah NTB. Dalam bidang politik ia pernah menjabat Ketua PPP NTB dan mantan anggota DPRD NTB. 

Dalam banyak pertemuan dan diskusi, TGH Anwar terlihat kharismanya sebagai seorang tuan guru dan ulama yang kaya pengalaman, serta luas jaringan. Ia tegas dan lurus dalam pandangan agama, tetapi bisa menerima orang yang berbeda paham bahkan beda agama dengannya.  

TGH Anwar adalah sosok yang unik. Menyelesaikan sekolah formalnya di SMK Kusuma, Cakranegara, Kota Mataram, sebuah sekolah yang mayoritas siswanya beragama Kristen. Menurut cerita Tuan Guru Anwar ketika masih hidup, dia masuk SMK Kusuma ketika itu karena sekolah-sekolah umum sudah menutup pendaftaran siswa baru.

Ia terlambat mendaftar karena sempat tinggal beberapa lama di Bali, sehingga masuklah ia ke SMK Kusuma milik orang Kristen. Namun ia berhasil menjadi tuan guru dan membangun pesantren. (Yusuf Tantowi/Kendi Setiawan)



Terkait