Marak Pelajar Demonstrasi, Ketua Komisi X DPR Dorong Edukasi Politik
Jumat, 16 Oktober 2020 | 07:01 WIB
Jakarta, NU Online
Ratusan pelajar dari berbagai sekolah turut serta berdemonstrasi. Mereka bergerak bersama rekan-rekannya berunjuk rasa mengenai Undang-Undang Cipta Kerja yang telah disahkan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menekankan agar orang tua dan sekolah lebih protektif terhadap anak dan siswanya. Mereka perlu pengawasan dan edukasi politik lebih agar lebih produktif, bukan malah destruktif.
“Untuk kelas pelajar, protesnya, saya kira cukup berkirim surat misalnya kepada Presiden dan DPR gitu, ditulis dan lalu disampaikan atau melalui media sosial juga tidak harus demokrasi jalanan seperti kemarin,” katanya saat diwawancarai stasiun televisi swasta, Kamis (15/10) pagi.
Ia ingin para pelajar tidak bertindak destruktif dengan melakukan pembakaran, dan sebagainya, misalnya. Hal demikian, menurutnya, harus dihentikan untuk jangka panjang karena tidak baik.
“Jangka panjang ini fenomena yang kurang baik dan harus di drop di masa yang akan datang,” katanya.
Sebab, Huda melihat bahwa peristiwa tersebut makin naik dari tahun ke tahun trennya mengingat tahun sebelumnya hanya didominasi pelajar SMK, tetapi tahun ini tertangkap lima pelajar sekolah dasar, sebagian di antaranya masih berusia di bawah 10 tahun.
Menurutnya, hal ini karena luput dari proteksi orang tua mengingat mereka juga beralasan ingin main. Sekolah juga, katanya, harus mengambil perannya memproteksi mereka dalam hal ini agar tidak lagi terjadi peristiwa serupa.
“Pada kondisi ini, kita berharap proteksi diri level sekolah ini perlu ditegakkan maksimal. Fenomena kemarin itu proteksi yang luput dari orang tua karena alasan ingin main dan seterusnya,” jelasnya.
Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) itu meminta pihak kepolisian agar menyelidiki kasus tersebut secara lebih rinci agar diketahui motif mereka.
“Kita dorong kepolisian untuk melakukan identifikasi yang lebih detail, apakah ada motif mobilisasi di luar fenomena bahwa ada jejaring antar-mereka sendiri sesungguhnya, yang tentu di luar kontrol siapa pun yang menggerakkan itu, karena bayangan saya menggerakkan ini bukan barang gampang,” ujarnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad