Buku Rahasia Haji & Umrah: Menguak Rahasia-Rahasia Batiniah di Balik Ritual Manasik
Rabu, 1 Mei 2024 | 19:00 WIB
Review buku Rahasia Haji & Umrah tentang rahasia-rahasia di balik ritual manasik. (Ahmad Muntaha AM - NU Online).
Haji adalah perjalanan seseorang menuju Dzat yang Maha Agung. Namun demikian, ada sebagian orang yang hanya memperoleh status haji tanpa memperoleh keutamaannya. Karena ia hanya melaksanakannya secara fisik, tanpa benar-benar meresapinya di dalam hati. Haji yang seperti ini adalah haji lahiriah.
Ada pula sebagian lain yang melaksanakan haji dengan segenap jiwa dan raganya, tidak ada tujuan selain menghadapkan hati kepada Allah swt. Dalam hal ini, terdapat perbedaan antara haji lahiriah dengan haji batiniah.
Imam Al-Ghazali, melalui kitabnya berjudul, “Asrarul Haji” dan telah diterjemahkan oleh Mujiburrahman dalam Bahasa Indonesia dengan judul, “Rahasia Haji & Umrah”, telah berhasil mengungkap hikmah tersembunyi di balik setiap tahapan ibadah haji dan umrah.
Isi Buku Rahasia Haji & Umrah
Secara garis besar, buku karya Imam Al-Ghazali memaparkan faedah-faedah haji yang bersifat global, menjelaskan persoalan-persoalan yang masih rumit, membuka aspek-aspek penting haji yang masih terkunci, memberi batasan-batasan atas hal-hal yang masih umum dan menguraikannya dengan keterangan yang indah, sehingga mudah ditangkap oleh mereka yang bening hatinya serta membukakan jalan kebenaran bagi orang-orang yang mencari petunjuk.
Jika dipetakan, buku ini dibagi menjadi tiga bagian. Pada bagian pertama, buku memaparkan penjelasan tentang keutamaan ibadah haji, keutamaan Makkah dan Ka’bah, serta paparan mengenai rukun-rukun dan syarat ibadah haji.
Lalu, pada bagian kedua, buku membahas amalan lahiriah yang diurutkan mulai dari awal keberangkatan seseorang untuk menunaikan ibadah haji hingga kepulangannya.
Kemudian, pada bagian ketiga, buku ini akan menjabarkan etika-etika haji dan seluk-beluk rahasianya serta amalan batiniahnya.
Dalam buku ini dipaparkan bahwa orang yang melaksanakan haji, secara lahiriah diharamkan melakukan perkara-perkara yang dilarang ketika memakai pakaian ihram. Serta menginformasikan bahwa tahallul merupakan tanda-tanda selesainya seluruh tahapan manasik haji. Sedangkan orang yang melaksanakannya secara batiniah, harus menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi, hatinya harus tertuju hanya pada Allah, tidak boleh memperhatikan apa pun. Baginya menyaksikan Allah adalah akhir dari seluruh rangkaian ibadah hajinya.
Dalam melaksanakan haji, seseorang harus memperhatikan etika-etika haji. Misalnya, ketika seseorang sudah bertekad untuk melaksanakan, maka dia wajib memutuskan segala bentuk ikatan antara dirinya dan hal-hal yang bisa menghalangi atau merusak perjalanannya ke Baitullah dan membatalkan segala agenda pribadi yang bisa menggagalkan niatnya beribadah haji. Dia juga wajib membersihkan dirinya dari berbagai kotoran hati, seperti iri dan dengki. Semua itu dibersihkan dengan sikap rendah diri, ikhlas dan ketulusan.
Ketika seseorang yang berhaji menanggalkan pakaian sehari-harinya dan mengenakan kain ihram, maka secara tidak langsung harus bertekad melepaskan setiap akhlak tercela yang sebelumnya senantiasa melingkupinya. Saat mengucapkan talbiyah, ia wajib menggerakkan seluruh jiwa dan raganya untuk memenuhi panggilan Allah, kakinya, tangannya, kepalanya, dan rambutnya. Tak ada sehelai rambutpun yang tidak ikut memenuhi panggilan Allah.
Ketika tiba di tempat wuquf, ia langsung berdiam di sana dengan melibatkan kepasrahan hatinya seperti Allah menempatkannya dalam suatu tempat (maqam) tanpa punya kebebasan untuk memilihnya dan tanpa bermaksud mengintervensi apa yang Allah pilihkan.
Saat wuquf di Arafah, ia harus berusaha mengenali Allah swt dan mengetahui hak-hak Tuhannya atas dirinya. Ia juga harus berikrar bahwa dia tidak memiliki kekuatan selain pertolongan Allah. Karena Allah swt. telah memperlihat- kan kekuatan dan keperkasaan-Nya. Ketika tiba di Masy'aril Haram, ia mengingat Tuhannya sekaligus melupakan dirinya. Tidaklah sah apabila dia mengingat Allah sambil mengingat dirinya.
Tatkala tiba di Mina, ia menghilangkan segala ambisi duniawi dari hatinya dan mencampakkan semua hasrat serta keinginannya. Saat melempar jumrah, ia membuang segala hal yang berhubungan dengan urusan dunia dari lubuk hatinya. Sewaktu menyembelih hewan kurban, ia menyembelih hasrat nafsunya secara total dan dengan itu ia bisa mendekat kepada Allah. Saat memasuki Tanah Haram, dia bertekad menjauh dari semua perkara yang diharamkan oleh syariat dan hakikat.
Sewaktu pandangan matanya tertuju pada Ka'bah, hatinya menyaksikan Tuhan Pemilik Ka'bah. Tatkala tawaf mengelilingi Ka'bah, lubuk hatinya melayang-layang di alam Malakut. Ketika berlari-lari kecil (sa'i) antara Shafa dan Marwa, dia menyucikan hatinya dari noda dan petaka yang berasal dari ulah manusia. Saat mencukur rambut, dia memotong setiap ikatan keduniaan yang masih tertinggal di dalam benaknya. Lalu bertahallul dari ihram fisiknya, dia memulai ihram kembali dengan hatinya.
Nilai Plus Buku Rahasia Haji & Umrah
Salah satu kelebihan buku ini terletak pada paparannya yang berhasil menyingkap apa yang umum dan khusus dari amalan-amalan lahiriah ibadah haji dan umrah yang telah disyariatkan.
Selain itu, buku ini juga berhasil memaparkan tentang kondisi-kondisi batin orang yang berhaji dengan model pembahasan yang mendalam sekaligus mudah dipahami dan dicerna.
Buku ini juga dilengkapi dengan gambar ilustrasi mengenai tempat-tempat yang ada kaitannya dengan ibadah haji dan umrah, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembaca.
Karena itu, buku ini menjadi sangat penting untuk dibaca dan dijadikan rujukan, baik bagi yang sudah menunaikan maupun yang baru berencana menunaikan ibadah haji dan umrah.
Catatan untuk Buku Rahasia Haji & Umrah
Meski banyak kelebihannya, namun namanya juga karya manusia, pasti tak luput dari kekurangan. Salah satu kekurangan dari buku ini terletak dari segi bahasa terjemahannya yang kadang sulit dicerna, sehingga bagi para pembaca awam sedikit repot dalam memahaminya. Wallahu a'lam.
Identitas Buku
Judul Asli: Asrarul Haji
Penulis: Imam Al-Ghazali
Penerjemah: Mujiburrahman
Penerbit: Turos Pustaka
Tahun Terbit: 2017
Tebal: 296 hlm
ISBN: 978-602-1583-48-7
M Ryan Romadhon, Alumni Ma’had Aly Al-Iman Bulus Purworejo