Warta

Agenda Internasional NU Jadikan Mekah-Madinah Terbuka bagi Semua Mazhab

Senin, 2 Maret 2009 | 08:03 WIB

Jakarta, NU Online
Keputusan Raja Abdullah dari Saudi Arabia yang melakukan reformasi pada dewan syura yang merupakan lembaga dewan konsultatif keagamaan dengan memasukkan tokoh-tokoh dari empat mazhab, yang sebelumnya hanya diisi oleh ulama konservatif Hambali, pada pertengahan Februari lalu mendapat sambutan antusias, termasuk dari kalangan Nahdlatul Ulama.

Namun demikian, upaya reformasi tersebut belum memenuhi agenda internasional NU yang ingin menjadikan kawasan Makkah dan Madinah sebagai kawasan yang terbuka bagi semua mazhab.<>

” Perubahan yang dilakukan masih terlalu sedikit dibanding dengan parameter yang diminta dulu. NU menghendaki Makkah dan Madinah terbuka untuk semua mazhab, di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi disitu berlaku kebebasan akademis,” kata Ketua PBNU Masdar F Mas’udi kepada NU Online, Senin (2/3).
 
Upaya menjadikan kedua kota suci tersebut sebagai kawasan yang bebas bagi semua kelompok hanya bisa dilakukan jika penguasa Arab Saudi mampu menempatkan diri sebagai pelayan umat bukan penguasa.

”Pemimpin Saudi harus menempatkan diri sebagai fasilitator, ia tidak memilihkan ideoogisnya sendiri. Sebagai Khodim atau pelayan, jangan berlakuk sebagai penguasa. Selama ini sebagai penguasa mereka menentukan corak ibadahnya, otoriter lagi. Nah mudah-mudahan di bawah Abdullah itu isyarat maju. Ini agenda internasional NU,” imbuhnya.

Perlemah Wahabi di Indonesia

Reformasi yang dilakukan di Arab Saudi yang merupakan pusat dari gerakan wahabi di seluruh Indonesia, termasuk di Indonesia diharapkan mampu memperlemah gerakan wahabi konservatif di Indonesia.

”Logikanya normalnya kalau di Arab Saudi berubah, yang disini juga ikut berubah,. Islam di Indonesia cocoknya yang tasamuh dan toleran,” terangnya. (mkf)


Terkait