Warta

Bermunajat dengan Segala Bahasa

Ahad, 7 November 2010 | 23:23 WIB

Makkah, NU Online
Bila mungkin Anda adalah seseorang yang fanatik beragama dan menganggap bahwa bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa yang paling representatif dalam berkomunikasi dengan Tuhan, maka barangkali Anda akan tercengang bila menyaksikan ulah jamaah haji yang semakin beragam. Pada saat menjalani berbagai macam tahapan manasik, jamaah dari berbagai penjuru dunia bahkan tidak pernah meninggalkan kebiasaan dari Tanah Airnya masing-masing, termasuk dalam bahasa untuk berdoa.

Seperti juga orang Indonesia yang terbiasa berdoa dengan bahasa Arab walaupun tak tahu artinya, jamaah dari berbagai negara juga melakukan hal yang sama. Di sini, semua terasa menjadi sama, dalam satu bahasa dan lafadz doa yang sama, bahasa Arab, kutipan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits serta doa-doa sehari-hari lainnya.
t;
Namun demikian, bukan berarti sesamaan dan kesatuan ini selalu terjadi sepanjang manasik. Pada saat-saat tertentu, misalnya waktu thowaf dan sa'i, jamaah beragam bahasa ini selalu mengumandangkan doa dalam bahasanya masing-masing. bahasa yang tak dapat dimengerti oleh orang-orang lain di sekelilingnya.

Lebih dari sekedar bahasa, jamaah dari berbagai latarbelakang budaya negara dan pemahaman keislaman ini juga tampak tidak meninggalkan jatidiri dan trade mark pemahamannya masing-masing. bahasa-bahasa ini turut menentukan dalam keinginan seseorang untuk selalu mendekatkan diri  dan bermunajat dengan Allah di Masjidil Haram, di sekeliling Ka'bah.

Bukan sekedar tentang busana dengan berbagai corak dan mode yang tidak lagi dapat dibedakaan saat mengenakan kain ihrom, tapi memang ada bacaan-bacaan tertentu yang selalu bisa dipahami sebagai corak pemahaman keislaman.

Bahasa-bahasa dan key word (kata kunci) dalam berdoa tidak dapat dilebur ke dalam kesatuan manasik. Meski mereka thowaf dengan cara yang sama, dalam arah putaran yang sama, berlawanan dengan arah jarum jam, namun mereka berdoa dengan corak berbeda pada saat-saat tertentu.

Ada beberapa kelompok orang-oang Iran yang Orang-orang Iran misalnya, mereka hampir selalu menyisipkan kata-kata "Ali" di setiap doanya. Beberapa kelompok orang selalu berdoa dalam kalimat, "Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah Aliyyun Waliyyullah (Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasulullah dan (sahabat) Ali kekasih Allah)."

Mendengar kata ini terus-terusan dibaca berulang-ulang selama thowaf tentu kita Mafhum, bahwa kira-kira orang-orang ini adalah para penerus kelompok pengagum sahabat Ali, melebihi sahabat-sahabat lain. Pada zaman ini, kelompok ini biasanya diidentifikasikan sebagai berinduk di negara Iran sebagai pusat spiritual dan gerakan dakwahnya. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab saudi)


Terkait