Pekalongan, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Raudlatut Tholibien, Rembang, Jawa Tengah, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) kembali akan mengumpulkan ulama dan kiai pesantren se-Indonesia. Acara yang digagasnya bersama tiga ulama besar, Habib Mohammad Luthfy Bin Ali Bin Yahya, KH Mahfudl Ridlwan dan KH Dimyathi Rois itu bakal digelar pada 22 Mei mendatang di Ponpes Al Mubarok, Medono, Kota Pekalongan, Jateng.
Pertemuan tersebut merupakan ketiga kalinya. Sebelumnya, kegiatan serupa yang diikuti sekira 700 kiai pesantren dan ulama tarekat se-Indonesia itu diselenggarakan di Ponpes Raudlatut Tholibien, Leteh, Rembang, 8 April 2006 silam dan di Ponpes Edi Mancoro, Kabupaten Semarang, Jateng, pada 10 Pebruari 2007 lalu.
<>Gus Mus kepada Kontributor NU Online di Pekalongan Abd Muiz mengatakan, kegiatan bertajuk “Kiai sebagai Penggerak Simpul Panduan Utama Bangsa bagi Kemaslahatan Umat” itu akan membahas sejumlah agenda penting. Antara lain, memperkuat tali silaturrahim ulama pesantren dan kiai thariqah, menggali para kiai pendahulu dalam menjalankan peran ke-kiai-an dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Selain itu, ujar Gus Mus yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), acara silaturrahim yang rencananya dibuka Menteri Agama Maftuch Basyuni tersebut, juga akan membahas peneguhan sikap para kiai sebagai pelayan umat (khadimul ummah) serta menyatukan pandangan tentang upaya-upaya untuk melaksanakan peran tersebut.
Gubernur Jateng H Mardiyanto dan Wakil Rais Aam PBNU KH Tolchah Hasan yang juga mantan Menteri Agama RI era Presiden Abdurrahman Wahid dijadwalkan hadir pada acara tersebut.
Ketua Panitia Pelaksana acara tersebut, KH Zakaria Ansor menegaskan, acara itu bukan untuk menandingi sejumlah forum kiai muncul belakangan ini, seperti halnya Forum Kiai Langitan, Forum Kiai Kampung hingga Majelis Silaturrahim Ulama Rakyat (Masura) yang digagas Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Melainkan merupakan amanat dan rekomendasi dari pertemuan kedua di Kabupaten Semarang beberapa waktu lalu.
“Ada sejumlah masalah yang dianggap penting untuk diperhatikan oleh para kiai sebagai mitra dan pelayan umat (khadimul ummah), masalah-masalah itu antara lain berkaitan dengan perilaku (akhlaq karimah), perekonomian (iqtishadiyah) dan kemasyarakatan (ijtima’iyah),” ujar Kiai Zakaria.
Sementara, Ponpes Al-Mubarok yang didaulat menjadi tempat perhelatan tingkat nasional itu, terus melakukan sejumlah pembenahan fisik, termasuk pavingisasi halaman seluas 1000 meter persegi dan prasarana umum lainnya. Hal tersebut dilakukan agar para tamu undangan merasa nyaman mengikuti acara.
Selain itu, pihak ponpes juga menyediakan sejumlah penginapan khusus tamu yang terdiri dari para kiai sepuh, antara lain di Medono 20 rumah, Buaran 15 rumah dan Pringlangu 10 rumah. Beberapa warga lainnya mengaku bersedia jika rumahnya dijadikan tempat penginapan para tamu yang datang dari berbagai penjuru Tanah Air itu. (rif)