Warta

Silaturahim Kiai Pesantren Ditunda

Senin, 9 April 2007 | 06:58 WIB

Pekalongan, NU Online
Acara silaturrahim kiai pesantren se-Indonesia dipastikan tidak dapat dilaksanakan bulan ini. Acara diundur pada 22 Mei mendatang, pasalnya beberapa kiai berpengaruh dan para pimpinan tarekat yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran berhalangan hadir karena banyaknya kegiatan di bulan ini.

Ketua Panitia Pelaksana acara tersebut, KH Zakarian Ansor, kepada Kontributor NU Online di Pekalongan Abdul Muiz, Senin (9/4), menjelaskan, ditundanya pertemuan para kiai yang digagas oleh KH Musthofa Bisri (Gus Mus) itu bukan karena ada tekanan dari pihak lain.

<>

“Tidak benar ditundanya kegiatan ini karena ada tekanan dari pihak lain, akan tetapi semata-mata karena kesibukan peserta di bulan maulid (Rabiul Awal, Red) ini,” ujarnya di tengah-tengah meninjau persiapan panitia di lingkungan Pondok Pesantren Al Mubarok, Medono, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

Pertemuan para kiai di Langitan Tuban yang dipimpin oleh KH Abdullah Fakih untuk deklarasi partai baru (PKNU, red) dan pertemuan para kiai kampung di Masjid Sunan Ampel yang dikomandani oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan PKB beberapa waktu yang lalu termasuk alasan mengapa ditundanya pertemuan kiai pesantren di Pekalongan ini.

Kiai Zakaria beralasan, penundaan ini untuk menghilangkan kesan, agar pertemuan kiai pesantren se-Indonesia agar tidak dikesankan sebagai pertemuan tandingan dari pertemuan kiai yang digelar oleh Gus Dur maupun Kiai Faqih.

Menurut KH. Zakaria yang juga pengasuh Ponpes Al Mubarok, ada beberapa agenda penting yang mesti segera mendapat perhatian dari para kiai, antara lain perlunya memperkuat tali silaturrahim ulama dan kiai thariqah, menggali para kiai pendahulu dalam menjalankan peran ke-kiai-an dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia serta meneguhkan sikap kiai sebagai khadimul ummah (pelayan masyarakat) dan menyatukan pandangan tentang ikhtiar-ikhtiar untuk melaksanakan peran itu.

Sementara itu, Pondok Pesantren Al Mubarok selaku shohibul hajat terus melakukan pembenahan fisik. Diharapkan pada saat berlangsungnya pertemuan para kiai tanggal 22 Mei yang akan datang seluruh persiapan sudah selesai, termasuk kesiapan panitia untuk akomodasi peserta hingga undangan. Namun karena ada penundaan waktu terpaksa dikirimkan undangan susulan. (nam)