Warta

Dalam Forum PBB, Malaysia Lantang Kecam Kebijakan Tak Manusiawi Israel

Kamis, 1 Desember 2011 | 10:00 WIB

New York, NU Online
Malaysia Rabu mengecam kebijakan ilegal dan praktik tidak manusiawi Israel di wilayah Palestina yang diduduki. Kuala Lumpur juga mengatakan tindakan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza "telah dan akan mengurangi upaya untuk mewujudkan aspirasi menciptakan dua negara berdaulat hidup berdampingan dalam damai".

Pernyataan itu dikeluarkan pada saat Hussein Haniff, wakil tetap Malaysia untuk PBB, berbicara pada pertemuan Majelis Umum PBB untuk memperingati Hari Solidaritas Internasional bagi Rakyat Palestina, yang memasuki hari kedua di PBB, Rabu (30/11).<>

"Israel harus menghentikan semua aksi provokatif dan memperbaiki situasi di lapangan dengan segera. Antara lain menghentikan pembangunan pemukiman ilegal, mengangkat blokade di Gaza, menangani kebutuhan kemanusiaan dan meningkatkan suasana untuk perundingan," kata Haniff.

Haniff mengatakan bahwa tanpa tekanan internasional yang signifikan, terutama dari Kuartet, Israel akan tidak mungkin menghentikan aktivitas permukiman, yang menghambat pembicaraan damai langsung antara Palestina dan Israel.

Kuartet, yang terdiri dari PBB, Uni Eropa, Rusia dan Amerika Serikat, adalah kelompok diplomatik dalam mencari solusi dua-negara, yang berarti Israel aman untuk hidup dalam damai dengan negara Palestina merdeka. "Dalam hubungan ini, Kuartet harus memaksa Israel untuk menghentikan kekerasan hatinya, terutama pembangunan permukiman di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Jerusalem Timur," katanya.

Tapi Palestina juga memiliki tugas yang harus dilakukan sebelum mereka dapat kembali ke meja perundingan, kata Haniff.Kebuntuan saat ini antara Hamas yang berbasis di Gaza dan Fatah yang berbasis di Ramallah harus diselesaikan sebelum Palestina dapat mengatakan dengan keyakinan, bahwa mereka melakukan perundingan dengan semua kepentingan warga, katanya.

"Kami juga percaya bahwa pencapaian kesatuan politik antar Palestina adalah sama pentingnya dalam menggerakkan proses perdamaian ke depan, dan untuk lebih mempercepat rekonstruksi Jalur Gaza," tambahnya.



Redaktur : Syaifullah Amin
Sumber   : Antara


Terkait