Jakarta, NU Online
Dalam waktu dekat ini, khususnya pada pemilu 2009, belum akan ada peralihan kekuasaan pada generasi muda. Kekuasaan akan tetap dipegang oleh negerasi muda, tetapi kali ini merupakan kesempatan terakhir mereka.
Demikian diungkapkan oleh Indra J. Piliang dalam diskusi Perspektif Kepemimpinan Kaum Muda: Geliat Politik Kaum Muda Menuju Tampuk Kepemimpinan Nasional yang diselenggarakan oleh PMII Jakarta Timur di UNJ Jakarta, Selasa (19/2).
<>“Namun tetap ada kesempatan bagi kaum muda untuk memimpin dengan pendekatan kreatif. Obama juga baru dikenal baru-baru ini,” katanya.
Dijelaskannya, era kepemimpinan kaum muda terjadi pada masa awal berdirinya Indonesia. Soekarno pada saat itu baru berusia 44 tahun sedangkan Muhammad Hatta baru berusia 43 tahun. Sebanyak 10 menteri juga berusia dibawah 40 tahun.
Untuk saat ini, kepemimpinan oleh kaum muda banyak ditemui di NAD. Para pemimpin partai di tingkat lokal maupun jabatan politik seperti bupati dan wakil bupati banyak diduduki oleh kaum muda yang berusia dibawah 35 tahun.
Dalam acara yang mengundang Yenny Wahid dan Puan Maharani ini, Indra menyayangkan ketidakhadiran mereka. Kesempatan ini mernurutnya bisa digunakan untuk menyampaikan fikiran-fikirannya.
Hal ini menurutnya penting agar tidak dikesankan bahwa mereka hanya memperoleh saham dari para orang tua mereka. Dinasti kepemimpinan dinilainya sah-sah saja dan juga terjadi di negara yang sudah maju seperti di Amerika Serikat.
“Untuk sementara, peluang bagi para pemimpin muda ada di daerah-daerah karena di pusat penuh dengan persaingan antar elit politik. Jadi lebih baik jadi tim sukses bupati daripada jadi tim sukses presiden,” tuturnya memberi masukan. (mkf)