Warta

Gus Dur Enggan Sebutkan Alasan Pemberhentian Muhaimin

Kamis, 27 Maret 2008 | 21:48 WIB

Semarang, NU Online
Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) enggan menyebutkan alasan pemberhentian Muhaimin Iskandar sebagai ketua umum Dewan Tanfidz DPP PKB. Pasalnya, kata dia, hal itu merupakan persoalan internal partai yang tak baik dan tidak perlu diketahui masyarakat luas.

"Tidak etis. Masa rapat saya omongkan begitu saja. Kayak gak ada rapat," kata Gus Dur kepada wartawan sebelum menghadiri deklarasi Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah, Agus Soeyitno-Abdul Kholiq Arif di Gedung Rimba Graha Semarang, K<>amis (27/3) kemarin.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa pemberhentian Muhaimin tersebut merupakan keputusan akhir. Menurutnya, keputusan yang belakangan ditolak oleh Muhaimin itu adalah hasil pemungutan suara dalam rapat gabungan Dewan Syura dan Dewan Tanfidz di Jakarta Rabu (26/3) malam.

Bahkan, sambung mantan presiden RI itu, saat pemungutan suara, Muhaimin berada di dalamnya. Muhaimin yang juga Wakil Ketua DPR RI tersebut duduk bersebelahan dengan dirinya.

Gus Dur mengatakan akan mengikuti keputusan rapat. "Itu, kan keputusan rapat. Ya, sudah, saya ikut. Saya hanya lapor apa yang saya ketahui," kata mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu.

Mengenai pengganti Muhaimin, Gus Dur mengaku belum mengetahui. Namun, hal itu akan segera dibicarakan dalam rapat gabungan DPP PKB dua pekan mendatang.

Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal DPP PKB Zannuba Arifah Chafshoh menjelaskan, kinerja DPP PKB pasca-penggantian Muhaimin tetap berjalan seperti biasa. Posisi Muhaimin sebagai Wakil Ketua DPR juga masih dijabat yang bersangkutan. "Sementara, tugas ketua umum dijalankan Ali Masykur Musa," kata Yenny—begitu panggilan akrabnya.

Sementara itu, mantan Ketua DPP PKB Mohammad Mahfud MD, yang telah mengundurkan diri dari PKB karena terpilih menjadi hakim Mahkamah Konstitusi, mengatakan bahwa sebanyak 20 orang dari 30 orang yang ikut rapat pleno saat voting menghendaki Muhaimin mundur. (sm/man)