Gus Dur: Presiden Jangan Tangani Kasus Munir Setengah-setengah
Rabu, 21 Desember 2005 | 17:18 WIB
Jakarta, NU Online
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk tidak setengah-setengah mengungkap kasus pembunuhan Munir. Sebab, kata Gus Dur, Presiden SBY pernah menyatakan keterangannya bahwa penuntasan kasus Munir merupakan bukti keberhasilan penegakan hukum di Indonesia.
<>Namun menurut Gus Dur, kasus pembunuhan aktivis HAM itu masih jauh dari selesai meski vonis majelis hakim di PN Jakarta Pusat terhadap Pollycarpus sudah dijatuhkan.
"Presiden harus segera membentuk tim kepresidenan untuk meneruskan temuan-temuan TPF Munir khususnya untuk mengaudit kinerja kepolisian dan melakukan penyelidikan di dalam tubuh Badan Intelijen Negara (BIN). Tim kepresidenan itu harus dengan mandat yang kuat, jelas, dan rinci," kata Gus Dur dalam acara jumpa pers di Kantor PBNU, JL. Kramat Raya Jakarta Pusat, Rabu (21/12).
Pada kesempatan itu Gus Dur juga menyampaikan peryataan sikap secara tertulis. Pernyataan sikap itu dibacakan oleh Sekretaris Nusantara Bangkit Bersatu, Tjahyadi Nugroho. Hadir juga mendampingi Gus Dur pada jumpa pers itu Koordinator Kontras Usman Hamid dan istri almarhum Munir, Suciwati.
Dikatakan Gus Dur pengungkapan kasus Munir tidak bisa jika diserahkan kepada sistem yang normal, karena aparat polisi di dalam sistem tersebut tidak memiliki tekad dan kepercayaan diri. "Oleh karena itu mulai hari ini perjuangan ke depan untuk menuntaskan kasus Munir merupakan perjuangan politik," ujar Gus Dur tanpa penjelasan lebih lanjut maksud perjuangan politik yang dimaksud.
Lebih jauh Gus Dur mengatakan setelah vonis terhadap Pollycarpus dijatuhkan, pengungkapan kasus Munir memasuki babak baru yang krusial. Pasalnya pembunuh Munir tidaklah Polycarpus seorang, pasti ada orang lain yang menjadi otak di balik pembunuhan aktivis HAM tersebut. Hal itu juga sebagaimana terungkap dalam amar putusan majelis hakim yang menyatakan, Pollycarpus hanya orang yang turut serta dalam sebuah konspirasi untuk membunuh Munir.
Dengan kata lain, lanjut Gus Dur, Pollycarpus hanyalah pelaku lapangan yang tidak akan melakukan tindakannya jika tidak ada otak pelaku di belakangnya. "Majelis hakim juga secara tegas menyebut nama-nama lain, khususnya Muhdi PR yang berkomplot dengan Pollycarpus membunuh Munir. Muhdi dinilai sebagai orang yang lebih memiliki motif untuk membunuh Munir," ungkap Gus Dur. (rif)