Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) akan mengumumkan pengganti Muhaimin Iskandar sebagai ketua umum Dewan Tanfidz DPP PKB, pada Ahad (6/4) mendatang.
"Mungkin lusa baru saya akan umumkan," kata Gus Dur kepada wartawan usai memimpin Rapat Pleno di Kantor DPP PKB, Jalan Kalibata Timur, Jakarta, Jumat (4/4) malam. Rapat itu khusus membahas pengganti Muhaimin.
Menurut Gus Dur, hasil rapat tadi malam, baru akan diumumkan usai Dewan Syura mengadakan rapat finalisasi dengan DPP PKB, yang rencananya akan digelar Sabtu (5/4) hari ini.<>
Isu yang beredar di kalangan wartawan, nama Wakil Ketua DPP PKB, Ali Masykur Moesa paling santer disebut sebagai calon kuat pengganti posisi Muhaimin.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku merasa dikhianati Muhaimin dengan rumor Muktamar Luar Biasa (MLB). Ia menolak menolak mengomentari penolakan pengunduran diri keponakannya itu. "Itu urusan dia. Ngapain saya jawab, karena sudah selesai rapatnya," ujarnya.
Gus Dur juga mengatakan, Muhaimin berbohong terkait pengakuannya telah didukung sejumlah kiai. "Itu bohong. Dari 427 DPC PKB, hanya 7 yang mendukung Muhaimin. 420 Dukung kita. Mau apa?. Itu bohong yang diomongin semuanya," pungkas Gus Dur.
PKB, katanya, yang penting adalah kiai kampung. Karena, para kiai kampunglah yang mengurus masjid, madrasah, dan pengajian sehingga suaranya lebih didengar rakyat. "Adapun kiai-kiai (yang mendukung Muhaimin), ya nggak ada arti apa-apa. Apalagi yang ngaku-ngaku kiai," jelasnya.
Sebelumnya, di tempat terpisah, Muhaimin menyatakan, sejumlah kiai memintanya tetap pada posisi Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB. Menurutnya, amanat itu akan dipegang demi keberadaan PKB.
"Saya tidak mundur karena para kyai menasihati agar saya tetap mengawal PKB sampai 2010. Amanat ini tentu saya tidak bisa menolak. Karena menurut beliau, penyelamatan partai lebih utama," kata Muhaimin.
Para kyai yang memintanya menolak mundur dan tetap mendukung sebagai Ketua Umum DPP PKB, antara lain, KH Munif Zuhri (Demak, Jateng), KH Mukhlas Dimyati (Cirebon, Jabar), KH Subhan Makmun (Brebes, Jateng) KH Abddul Hayyi Na'im (Jakarta), KH Syakir Hubeb (Donggala, Sulteng), KH Usfuri Ashor (Jabar) dan KH Aziz Mansyur (Jombang, Jatim). (okz/rif)