Semarang, NU Online
Kalangan anak muda bebas untuk berfikir apa pun, asal tidak berhenti belajar, kata Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).
"Saya sendiri dengan anak-anak muda juga mengatakan silakan anda berfikir ’segila’ apa pun, asal tidak berhenti belanjar," katanya pada acara seminar dan bedah buku "Allah dalam Al-Kitab dan Alquran" yang diselenggarakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah di IAIN Walisongo Semarang, Rabu.
<>Ia mengatakan, orang yang berhenti belajar biasanya akan menjadi masalah, karena mereka merasa menjadi yang paling benar, paling alim, dan seterusnya. "Saya bersyukur anak muda melebihi yang tua dalam semangat berfikir, mencari tahu, dan semangat mencari titik temu," katanya.
Khusus buku yang ditulis Frans Donald, kata dia, yang cukup menarik adalah semangatnya dalam kebangsaan, karena buku ini dipersembahkan untuk bangsa Indonesia.
Selain itu, kata dia, semangat berfikir, berdialog, memfitrikan perbedaan sehingga merupakan hal yang luar biasa. "Saya harap para sesepuh bisa mengerti dan memahami bahwa anak muda perlu mendapat semangat untuk terus mencari dan berfikir," katanya dan menambahkan bahwa perlunya peningkatan semangat membaca di kalangan anak muda supaya pengetahuannya bertambah luas sehingga tidak mudah kagetan.
Sementara itu, menurut Frans Donald penulis buku "Allah dalam Alkitab dan Alquran", hasrat penulisan buku ini karena dirinya ingin menginspirasikan semangat "perdamaian bangsa" melalui perdamaian agama yang bukan berbicara berdasar wacana sosial seperti soal gotong royong /penanggulangan bencana.
Ia mengatakan, pada kajian ini justru ingin mengajak saudara Islam-Kristen untuk sekiranya bisa betul-betul bergandengan tangan, dan betul-betul bersahabat dengan didasari oleh pemahaman teologi yang selaras dalam hal hakikat.
Sebenarnya sudah sangat jelas bahwa Injil dan Alquran adalah kabar gembira dari Allah melalui malaikat-Nya kepada para nabi dan rosul untuk disampaikan kepada semua umat manusia.
Menurut dia, sebagai orang yang mengaku umat Allah, seharusnya berupaya benar-benar menjadi insan-insan yang beragama tauhid sejati, bukan cuma berorganisasi pada kotak agama saja.
"Bagi orang yang mencari kebenaran, sudah sepatutnya kembali pada ajaran agama tauhid yang sejati, yang hakiki dari Allah. Dan jangan berpecah belah hanya karena beda bingkai/baju atau kepentingan golongan," katanya. (ant/kut)