Warta

Gus Mus: Pelihara Kalbu dengan Pendekatan Spiritual

Selasa, 10 April 2007 | 06:31 WIB

Magelang, NU Online
Baik atau buruknya kehidupan manusia sangat bergantung pada kalbu yang menjadi pusat energi cahaya bagi manusia. Semakin besar energi itu, kian besar pula cahaya yang nampak. Sehingga akan memunculkan aura.

“Untuk memelihara kalbu diperlukan pendekatan spiritual yang baik terhadap Sang Pencipta melalui solawat, zikir, salat berjamaah dan ibadah lain,” kata KH Mustofa Bisri (Gus Mus) yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibib, Rembang, Jawa Tengah, Senin (9/4) kemarin.

<>

Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Mertoyudan, ia mengupas kehidupan Nabi yang menjadi teladan. Terutama dalam kehidupan sehari-hari, tidak membeda-bedakan orang, tetapi selalu menghormati setiap orang.

Menurut Habib Lufti, Ketua Umum Jamiyah Thoreqoh Muktabaroh An Nahdliyah Indonesia, Nabi memberikan teladan kepada umat untuk bersatu tanpa membedakan ras, suku, bahasa. Semua itu bermuara pada kesejahteraan dan keadilan.

Pada kesempatan itu ia mengingatkan, agar umat Islam di Indonesia lebih banyak bersyukur, karena negeri ini bisa merdeka melalui perjuangan para pahlawan, ulama dan syuhada (pejuang sahid).

“Hal ini harus disyukuri dengan melakukan kebaikan terhadap semua manuaia, seperti ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhamamd SAW melalui para Wali Sembilan. Bagaimana menerapkan ajaran Islam itu dengan menyentuh seluruh kehidupan manusia, baik ekonomi, sosial maupun budaya,” tuturnya.

Bupati Magelang Ir H Singgih Sanyoto mengatakan, persoalan bangsa tidak bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan rasional. Pendekatan spiritual memiliki peran yang sangat penting. “Manusia hanya berusaha. Keberhasilannya, tergantung pada kemurahan Sang Pencipta,” ujarnya.

Kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tugas fungsi pemerintah yang harus dilakukan, pengaturan. Yakni membuat ketentuan yang didasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk kepentingan yang lebih luas. (gpa/man)