Habib Luthfi: Warga NU Harus Teladani Perilaku Ulama Terdahulu
Rabu, 6 Agustus 2008 | 10:00 WIB
Ulama kharismatik asal Pekalongan, Jawa Tengah, Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, meminta warga Nahdlatul Ulama (NU) meneladani perilaku para ulama dan wali terdahulu. Sebab, katanya, dari situlah kalangan Nahdliyin dapat mempelajari semangat persaudaraan dan kebersamaan antarumat Islam.
“Walaupun telah lama wafat, mereka (para ulama dan wali) masih bisa memberikan pelajaran kepada kita. Tengoklah di makam Mbah Cholil (Syaikhona Cholil, Bangkalan) dan Sunan Ampel. Di sana banyak aktivitas ekonomi yang mampu menggerakkan roda perekonomian umat dari yang kecil hingga yang besar,” kata Habib Luthfi.<>
Habib Luthfi yang juga Rais Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An Nahdliyyah mengatakan hal itu dalam peringatan Hari Lahir ke-85 NU (menurut penanggalan Hijriyah), di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa (5/8) kemarin.
Ia menjelaskan, para wali dan ulama itu juga mampu menyatukan berbagai perbedaan. Salah satu contohnya, ungkap dia, orang yang berziarah di makam para ulama dan wali itu membaca lafaz zikir berbeda-beda. “Pernah, nggak, mereka bertengkar di makam gara-gara perbedaan bacaan zikir itu,” pungkasnya.
Dalam acara yang dihadiri sekira 10 ribu nahdliyin se-Bangkalan itu, hadir pula Rais Syuriyah Pengurus Wilayah NU Jatim KH Miftachul Akhyar, Ketua Pengurus Cabang NU Bangkalan R KH Fachrillah Aschal dan Bupati Bangkalan R KH Fuad Amin. (ndi/rif)