Jakarta, NU Online
Tampaknya masih panjang perjalanan Indonesia untuk menjadi negara yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam laporan Transparansi Internasional tentang index korupsi yang dirilis kemarin, posisi Indonesia masih berada pada tingkat 21 negara terkorup diantara 159 negara yang disurvey.
Penanggung Jawab Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) PBNU HM Rozy Munir berpendapat walaupun belakangan ini gerakan anti korupsi terus digalakkan dan disosialisasikan secara besar-besaran, tetapi pemerintah terkesan kurang maksimal dan masih pilih kasih dalam penanganan korupsi.
<>“Yang sudah ada ditangani dengan serius karena selalu ada korupsi baru yang sering mengaburkan yang lama yang sudah diproses, lama-lama kan dha kepegang semuanya. Lebih baik yang sudah gede-gede diprioritaskan dan ditembak, kalau tidak akan kehabisan tenaga dan personalia” paparnya.
Mantan menteri BUMN era Gus Dur tersebut berpendapat bahwa pendirian beberapa lembaga untuk memberantas korupsi seperti KPK atau Tipikor merupakan gebrakan shock terapy dalam memberantas korupsi.
“Tetapi jangan setengah hati, masyarakat menunggu keseriusan dan ingin melihat hasilnya. O ternyata shock terapy menyebabkan tidak terulangnya lagi korupsi atau tak melakukan korupsi,” imbuhnya.
Masyarakat saat ini sudah sampai pada titik ketidakpercayaan bahwa dalam institusi penegak hukum ada berbagai kecurigaan korupsi, bahkan banyak diantara mereka yang memiliki kekayaan yang fantastis, tetapi rakyat belum melihat nyata bagaimana kelanjutannya.
“Kemauan politik yang sebetulnya sangat penting, dengan contoh, dengan keteladanan. Lalu perangkat perundangan disiapkan, para pemimpin dari legislatif, birokrasi dan lainnya juga harus memberi contoh,” katanya.
Dosen FE UI tersebut sangat menyayangkan posisi Indonesia dalam bidang korupsi yang sejajar dengan negara-negara terbelakang dan miskin seperti Myamar, Agnola, Chad, Somalia, Sudan Pantai Gading, Tadjikistan dan Turkmenistan. Untuk bisa bersaing dengan Malaysia, Brunei, atau India posisi Indonesia masih jauh, apalagi dibandingkan dengan Singapura yang menduduki 10 besar negara terbersih di dunia.(mkf)