Warta

Khofifah: Negara Tak Berdaya Atur Playboy

Jumat, 7 April 2006 | 05:44 WIB

Jakarta, NU Online
Terbitnya majalah Playboy versi Indonesia menuai kecaman dari banyak pihak. Di antaranya oleh Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah, demikian ia akrab dipanggil, menilai, hal itu menunjukkan bahwa negara tak lagi memiliki keberdayaan untuk melakukan pengaturan.

<>

Seharusnya, kata mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era pemerintahan Gus Dur ini, pemerintah membuat peraturan khusus terhadap peredaran majalah syur tersebut.

"Harus ada law enforcement, seperti ketentuan khusus atau persyaratan khusus yang mengatur penjualan majalah ini. Misalkan ditaruh di rak khusus, seperti minuman keras lah," kata Khofifah.

Hal itu disampaikannya sesaat sebelum pertemuan tertutup antara Perdana Menteri (PM) Belanda Jan Peter Balkenende dengan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Ketua PBNU Endang Turmudzi di kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (7/4).

Pengaturan itu, kata Khofifah penting dilakukan agar tidak mencederai perasaan kelompok tertentu.

Hari ini (7/4), majalah bulanan Playboy Indonesia mulai beredar di pasaran dengan harga Rp 39 ribu per eksemplar khusus untuk pulau Jawa), sementara Rp 40 ribu untuk di luar Pulau Jawa. Selanjutnya, majalah ini akan terbit pada minggu pertama setiap awal bulan.

Penerbit majalah Amerika Serikat ini adalah PT Velvet Silver Media, sekaligus pemegang lisensi Playboy di Indonesia. Segmen khusus yang dibidik, pria dewasa berusia 25-40 tahun. Playboy sudah beredar di 20 negara. Indonesia negara ke 20 setelah Argentina. (rif/dtc)


Terkait