Warta

Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya

Senin, 5 November 2007 | 12:19 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Sahal Mahfudz mengatakan, fatwa yang dikeluarkan MUI terhadap aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah ditujukan agar umat Islam tidak terperdaya.

“MUI memberikan fatwa sesat tentang Al-Qiyadah, agar umat Islam tidak terperdaya,” kata Kiai Sahal—begitu panggilan akrab Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu.<>

Ia menyampaikan hal tersebut dalam pidatonya pada Rapat Kerja Nasional MUI bertajuk “Revitalisasi MUI dalam Mengembangkan Tugas Kebangsaan dan Keumatan di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (5/11).

Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Pati, Jawa Tengah, itu juga mengimbau kepada masyarakat yang sudah masuk menjadi pengikut Al-Qiyadah Al-Islamiyah agar kembali ke jalan yang benar. “Sedangkan yang sudah ikut, tidak bosan-bosan MUI mengajak ke jalan yang benar,” ujarnya.

Sahal mengakui kompetensi MUI hanyalah sebatas imbauan dan fatwa saja. Sedangkan untuk tindak lanjutnya dilakukan aparat kepolisian. “Kasus ini bukti bahwa MUI tidak bisa berjalan tanpa kerja sama dengan pihak lain, seperti dengan pemerintah. Kita harap kerja sama bisa lebih ditingkatkan,” pungkasnya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membuka secara resmi rakernas tersebut menyambut baik fatwa MUI. Presiden juga mengajak masyarakat untuk bersikap tegas terhadap kelompok sempalan tersebut.

“Saya menyimak pidato tadi sebagai contoh seperti kita bersama-sama mencegah apa yang kita tanamkan aliran sesat. Maka, sesuai aturan main, MUI mengeluarkan fatwa. Presiden tidak bisa memberikan fatwa. Setelah fatwa dikeluarkan, perangkat negara menjalankan tugasnya. Mudah-mudahan terjalin kerja sama di masa akan datang,” kata Presiden.

Dalam pidatonya, Presiden Yudhoyono mengaku menerima masukan dari Menteri Agama dan MUI. Kemudian meminta agar aparat tegas terhadap sesuatu yang bersifat tahayul, klenik, dan mistik. “Kita harus melakukan langkah tegas terhadap paham, aliran sesat, dan menyesatkan,” tegasnya.

Dalam sambutannya, Presiden meminta peran yang lebih besar dari MUI untuk memerangi paham atau aliran menyesatkan. “Saya memohon kepada MUI agar berdiri di depan untuk menyelamatkan umat dari kemungkaran. Memerangi kemungkaran dengan cara yang tidak munkar,” katanya. (okz/rif)


Terkait