Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan rasa syukurnya, hari ini, 1 Juni 2011 rakyat Indonesia masih dapat memperingati hari lahir Pancasila, meskipun belakangan ini banyak tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai ideologi negara yang terbukti berhasil mempersatukan seluruh bangsa Indonesia yang memiliki keragaman luar biasa.
NU, sejak lama telah menjadi pendukung Pancasila dan akan terus berusaha mempertahankan empat pilar negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam. “Mari kita amalkan Pancasila dengan semangat Islam,” katanya, Rabu.
<>
Ditegaskannya, para pendiri bangsa telah sepakat Indonesia bukan negara agama dan bukan pula negara sekuler, tetapi negara kebangsaan yang berketuhanan. Rakyat Indonesia mampu menyatukan antara keimanan, yang merupakan urusan pribadi, dengan kebangsaan yang menjadi komitmen bersama. Kemampuan meramu sintesa seperti ini menjadikan sebuah keunikan yang dikagumi oleh bangsa-bangsa lain.
“Bangsa Indonesia mampu menyatukan antara kerakyatan dan kebangsaan dengan keimanan dan keislaman,” terangnya.
Mengutip pernyataan Gus Dur, Kang Said menyatakan bahwa muslim Indonesia merupakan muslim yang taat beribadah tetapi sekaligus seorang yang sangat nasionalis.
“Orang NU taat beribadah, tidak berzina, tidak minum khamr (arak) benar-benar lillahi taala, hanya karena Allah, bukan karena negara Islam atau pada polisi. Kita bangsa yang religius, tetapi disaat yang sama sangat cinta tanah air,” paparnya.
Kiai Said menggambarkan pengamalan Pancasila dalam sebuah ayat Qur’an Innalladhina amanuu (sesungguhnya orang-orang yang beriman) sebagai silah pertama dan waamilushoolihaati (dan beramal sholeh), merupakan perwujudkan dari empat sila selanjutnya yang semuanya harus diamalkan atas prinsip keimanan dan ketuhanan yang maha esa.
Penulis: Mukafi Niam