Jakarta, NU Online
Sebelum Nahdlatul Ulama berdiri, sudah ada embrio organisasi yang menjadi cikal bakal NU, salah satunya adalah Nahdlatut Tujjar yang merupakan perkumpulan para pengusaha NU yang didirikan oleh KH Wahab Hasbullah, dan dipimpin oleh Hasan Gipo, yang kemudian menjadi ketua tanfidziyah pertama NU.
“Para kiai sadar bahwa masyarakat NU masih ketinggalan dalam perekonomian, karena itulah dibentuk wadah Nahdlatut Tujjar untuk mendukung aktifitas keagamaan warga NU yang sudah sangat kuat,” katanya dalam acara launching NU Expo 2012 dan Rembug Nasional Saudagar NU di halaman gedung PBNU, Kamis (5/1).
<>
Islam, kata Kiai Said, sangat menghormati dunia usaha. Buktinya, Nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad, merupakan nabi yang dilahirkan dari suku pedagang, yaitu suku Quraisy. Diantara anggota suku tersebut, seperti Abu Sufyan, Abu Lahab dan Umayyah, merupakan para saudagar yang dihormati masyarakatnya.
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, menurut Kiai Said, merupakan salah satu modal utama untuk menciptakan stabilitas. Karena itu, diperlukan adanya kebijakan yang adil dan mengayomi rakyat kecil agar mereka bisa terentas dari kemiskinan.
“Kekayaan yang ada di Indonesia cukup untuk menhidupi 250 juta rakyat Indonesia, tetapi tidak cukup memenuhi hasrat satu orang yang rakus,” paparnya.
Ia menyampaikan penghargaannya atas upaya Lembaga Perekonomian NU dan Himpunan Pengusaha NU (HPN) dalam menggairahkan dan mendorong tumbuh kembangnya kewirausahaan di lingkungan NU.
“Ini merupakan langkah positif harus kita apresiasi agar kita dapat bangkit seperti yang lain,” paparnya.
Kiai Said juga memotivasi para pengurus LPNU, HPN dan lembaga lainnyayang hadir dalam acara tersebut bahwa aktif dan berkorban untuk NU tidak akan menjadi melarat, meskipun tidak ada gaji yang diperoleh. Banyak orang telah membuktikan adanya berkah yang diperoleh karena keikhlasannya dalam berjuang untuk ummat.
Penulis: Mukafi Niam