Warta

Padat Berdesak-desakan, Jamaah Dilarang Jumrah Pagi

Selasa, 16 November 2010 | 08:49 WIB

Mina, NU Online
untuk melempar jumroh aqobah pada Senin (16/11) pagi waktu Arab Saudi. Pasalnya kondisi terowongan Muazim, lebih dikenal dengan sebutan terowongan Mina, sangat padat dan terlihat titik-titik orang berdesak-desakan. Hal yang sama juga terjadi di jembatan jamarat, tempat melempar jumrah aqobah bagi dua juta lebih jamaah haji dunia.

''Kami keluarkan aturan untuk jamaah bisa melempar jumrah sekitar pukul 16.00 was, ini untuk menghindari hal terburuk yang bisa terjadi,'' kata Kepala Satuan Operasional (Kasatop) Mina Subakin Abdul Mutholib di Mina Senin pagi waktu Saudi (16/11).
/>
Sejak jamarat dibuka tepat pukul 24.00 dini hari tadi, lautan jutaan umat manusia berihram putih-putih meruah  di sepanjang jalan dari Muzdalifah menuju Mina. Menurut pantauan Kasatop Armina, kondisi kepadatan yang sudah melebihi ambang keamanan mengharuskan dirinya mengeluarkan kebijakan itu. ''Kami tak mau ambil resiko, jam 4 subuh tadi kami keluarkan larangan dan kami sebar melalui kepala kloter, ketua rombongan dan petugas kloter,'' ujar Subakin.

Namun begitu di sisi lain tetap saja ada jamaah yang ''nakal''. Mereka enggan mengindahkan permintaan PPIH. Mereka sejak dini hari, pagi hingga siang hari nekat  menerobos masuk terowongan mina dan jamarat. ''bagamanun juga mereka jamaah haji Indonesia, kami tetap pantau terus,'' kata dia.

Sesuai kewajiban, lempar jumrah hari pertama dilakukan usai melaksanakan wukuf di arafah dan mabit di muzdalifah. Pagi ini hanya ada satu tiang yang dilempar jamaah yakni jumrah aqobah. Waktu yang paling afdol untuk melempar, menurut ulama adalah  pagi hingga siang hari.''Kami tidak mencari keafdolan, tapi cari keselamatan,'' kata Kasatop tegas.

Sementara besok, lusa dan tiga hari lagi, jamaah akan melempar tiga tiang jumrah, yakni aqobah, wustha, ula. Untuk waktu afdol menurut ulama, pelemparan jumrah adalah bada dzuhur. Tapi larangan resmi pelemparan belum dikeluarkan kasatop Mina untuk besok hari. ''8esok kami belum keluarkan larangan khusus seperti hari ini, tapi tetap kami sarankan untuk hindari melempar jumrah pada jam-jam sibuk,'' kata Subakin.

Sebelumnya Jurnal Nasional mendapat laporan dari salah satu jamaah haji Indonesia asal Jakarta yang mengaku kecewa adanya larangan dari ketua rombongan untuk menunda waktu melempar jumrah. Ia bersama sekitatar 400 jamaah lainnya harus kembali ke tenda setelah mendapat larangan di depan mukut terowongan Mina. ''Kami gigit jari dengan larangan itu, terpaksa sore kami baru bisa melempar,'' kata Rizky Adrianti Pohan,26, jamaah haji asala Kloter 45 JKG.

Subakin mengingatkan jamaah agar  peristiwa ratusan jamaah terinjak-injak dan meninggal dalam peristiwa terowongan mina pada tahun 1991 tidak terulang. Waktu itu jamarat masih satu lantai dan tidak seperti saat ini yang berlantai hingga empat lantai. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)


Terkait