Warta

PBNU Ingin Fasilitasi Islah PKB

Selasa, 29 Juli 2008 | 11:28 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) nampaknya tak mau lagi tinggal diam melihat konflik yang terus mendera Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pimpinan tertinggi organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia yang turut membidani kelahiran PKB pada 1998 silam itu, berkeinginan memfasilitasi proses islah (rujuk) bagi pihak-pihak yang bersengketa di tubuh PKB.

Keinginan tersebut diungkapkan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/7). "Kita mediator secara moral saja, kita dorong konflik segera selesai," katanya.<>

Namun, Hasyim menegaskan, keinginan tersebut sebatas memberikan dorongan moral kepada pihak-pihak yang berkonflik. Pasalnya, meski turut membidani kelahiran, namun PBNU tidak memiliki hubungan stuktural dengan PKB.

PBNU belum akan membentuk tim mediasi. Bila nanti ada, maka keanggotannya akan terdiri dari para sesepuh NU yang dihormati seluruh umat Nahdiyin, tapi tanpa Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). "Gus Dur itu yang perlu dimediasi, bukan jadi mediator," katanya.

Menurut Hasyim, islah PKB merupakan keharusan. Sebab, jika tidak, konflik tersebut jelas akan memengaruhi warga NU. Dua kubu berseberangan harus segera menyudahi silang sengketa karena mengganggu ketenangan warga NU.

"Konfliknya ini secara politis pengaruhi ketenangan warga NU. Kita minta PKB segera selesaikan konflik," ujar dia.

Cara paling tepat untuk rekonsiliasi, jelasnya, mengikuti semua keputusan hukum. Dua pihak harus sama-sama konsekuen menerima putusan yang sudah bersifat final tersebut. "Karena yang minta diadili, kan, mereka sendiri, kalau sudah di-putusin harus terima. Lalu kalau masih ribut salah siapa?" sambungnya. (dtc/rif)


Terkait