Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meragukan jika Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memutuskan untuk kembali berpasangan dengan Ketua Umum Partai Golkar (PG), Jusuf Kalla.
Namun, PKB masih berkeyakinan PD tetap mengajak PG dalam koalisi parpol 2009-2014. Hal itu dikemukakan Ketua Fraksi PKB di DPR, Effendy Choirie, di gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/4).<>
Menurut Effendy, keputusan JK yang menyatakan siap maju sebagai capres PG sebelum Pemilu Legislatif, menjadi faktor kendala yang menghalangi ‘reuni’ SBY-JK. “Secara nalar kan tidak mungkin SBY kembali menggandeng JK setelah keputusan JK kemarin itu,” katanya.
Tetapi, imbuhnya, tanda-tanda PD melanjutkan koalisi dengan PG juga semakin kuat. “Karena itu saya yakin SBY akan memilih kader Golkar lainnya, seperti Akbar Tandjung atau Agung Laksono. Biar bagaimana, SBY tetap membutuhkan Golkar,” tandasnya.
Dikatakan, pertimbangan memilih Akbar atau Agung dilandasi kekuatan dukungan politik kedua tokoh tersebut di kalangan kader dan simpatisan partai berlambang pohon beringin.
Effendy menambahkan, di samping basis dukungan politik yang kuat, kedua tokoh mempunyai kelebihan dan kekurangan. Agung kuat secara formal struktural di DPP PG karena masih menjabat Wakil Ketua Umum dan juga Ketua DPR, sedangkan Akbar merupakan tokoh kharismatik PG yang tetap berkibar kendati berada di luar struktur partai.
“Kalau ingin mengedepankan secara formal, tentu yang dipilih Agung, tapi kalau untuk menjual isu Jawa-Non Jawa, maka Akbar yang akan dipilih,” papar Effendy.
Ihwal posisi JK, Effendy menyarankan agar orang nomor satu di PG tersebut mengundurkan diri dari bursa capres maupun cawapres. Ada dua cara yang bisa dilakukan JK untuk mundur dengan terhormat. Pertama karena sifat kenegarawanan untuk menyerahkan sepenuhnya masalah suksesi pada kader PG yang lain. Atau, kedua, JK bisa mengkondisikan dilakukannya Rapimnassus yang memungkinkan dirinya bisa mundur secara elegan dari bursa capres maupun cawapres.
“Pengunduran diri akan bisa menyelamatkan muka JK dan mencegah Golkar terpecah serta mengoptimalkan konsentrasi di pilpres nanti,” tandas Effendy. (rep)