Rais Syuriyah NU Mesir: Dakwah Kekerasan Tak Mengubah Keadaan
Senin, 8 September 2008 | 07:20 WIB
Belakangan bermunculan kelompok Islam yang kerap melakukan tindakan kekerasan. Alasannya, hal itu dilakukan sebagai bentuk dakwah. Jika cara-cara tersebut memang dimaksudkan untuk berdakwah, maka hal itu tidak akan mengubah keadaan.
Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Mesir, Fadlolan Musyaffa’, mengatakan hal itu saat menjadi narasumber pada Talk Show dan Buka Puasa Bersama di Kairo, Jumat (5/9) lalu.<>
Dalam diskusi bertajuk “Tipologi Dakwah Islam Nusantara” itu, Fadlolan menjelaskan, dakwah adalah pendekatan untuk merubah sesuatu jadi lebih baik secara bertahap. “Bukan merubahnya dalam sekejap, terlebih dilakukan dengan tindak kekerasan,” pungkasnya.
“Madlarat (akibat buruk) dan manfaat perlu kita perhatikan setiap berdakwah. Jangan sampai berdakwah dengan membawa ke-madlarat-an,” imbuh Fadlolan.
Narasumber lain, Mahasiswa Program Doktoral pada Universitas al-Azhar Mahkamah Mahdin, mengungkapkan, berdakwah dalam Islam tidak seharusnya mementingkan perbedaan, tetapi cari titik temunya.
“Sinergikan pola dakwah masing-masing elemen atau kelompok masyarakat,” tutur Mahdin.
Ia menyayangkan sedikitnya potensi dan kapabilitas para dai di Indonesia dewasa ini. Akibatnya, sering terjadi salah sasaran dalam menyampaikan materi dakwahnya. “Target dakwah harus pada masing-masing medannya,” pungkasnya.
Talk show yang diselenggarakan Lembaga Dakwah NU setempat bekerja sama dengan organisasi Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS) itu juga dihadiri Atase Pendidikan Kedutaan Besar di Kairo, Slamet Sholeh dan Ketua Tanfidziyah PCINU Mesir, Muhlashon Jalaluddin. (aan/atj)