Jakarta, NU Online
Rais syuriyah PBNU Dr. Masyhuri Naim mengungkapkan ketidaksetujuannya pada pandangan sebagian masyarakat yang menganggap bahwa pesantren tidak memberi bekal untuk hidup.
Kiai lulusan Saudi Arabia ini menjelaskan bahwa saat ini banyak pesantren yang memberi bekal santrinya dengan berbagai ketrampilan seperti peternakan, pertanian dan bidang keahlian lainnya.
<>Ia mencontohkan pesantren Sidogiri Pasuruan yang dengan metodenya telah berhasil membuat para santrinya bisa eksis dalam berbagai bidang kehidupan. Pesantren ini telah memiliki koperasi dengan omset milyaran per tahun maupun Baitul Mal wat Tamwil (BMT) yang kini sudah menjangkau banyak kota di Jawa Timur.
Dalam sistem pengajarannya, para santri juga diminta untuk tugas belajar atau semacam KKN selama setahun sebelum mereka lulus. Program yang sudah berjalan lama ini membuat para santri belajar untuk mengajarkan ilmunya maupun belajar kehidupan secara langsung di masyarakat.
“Metode ini yang juga dilakukan oleh Rasulullah dengan mengirim sahabat-sahabatnya ke berbagai tempat sementara yang tinggal di Madinah sendiri tidak terlalu banyak sehingga Islam bisa berkembang dengan cepat,” tandasnya di PBNU disela-sela acara halaqah syuriyah, Rabu.
Kiai yang kini mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarata ini juga menunjukkan bahwa dengan pengiriman santri ke pesantren-pesantren lainnya yang membutuhkan ustadz, akhirnya akan terbentuk jaringan antar pesantren yang bisa saling membantu. (mkf)