Balitbang Kemenag

Khazanah Islam di Jawa Sajian Balai Litbang Semarang

Sabtu, 14 Juli 2018 | 20:00 WIB

Khazanah Islam di Jawa Sajian Balai Litbang Semarang

Buku-buku hasil penelitian Balai Litbang Semarang dipamerkan pada Temu Peneliti Kemenag 2018

Jakarta, NU Online
Pada tahun 2015, Balai Litbang Semarang merealisasikan 'Penerbitan Buku Keagamaan'. Penerbitan buku tersebut merupakan hasil penelitian Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, yang meliputi tiga bidang, yakni Kehidupan Keagamaan, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Lektur dan Khazanah Keagamaan. 

Terdapat 12 naskah buku yang diterbitkan kala itu. Sebanyak enam naskah diterbitkan dalam bentuk bunga rampai; dan sisanya terbit dalam bentuk prosiding. Penerbitan dalam bentuk bunga rampai meliputi judul-judul Belajar Kearifan Budaya Membangun Kerukunan Beragama (Sebuah Bunga Rampai tentang Kearifan Lokal di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Bimbingan Manasik Haji Upaya Membangun Kemandirian Jemaah Haji (Sebuah Bunga Rampai Pelayanan Bimbingan Manasik Haji oleh Kementerian Agama di Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat);

Berikutnya Tiga Pilar Manajemen Menuju Madrasah Ideal (Bunga Rampai tentang Implementasi Tiga Pilar MBM di Jateng, Kalsel, dan NTB), Pendidikan Multikultural di Pulau Dewata (Bunga Rampai tentang Pendidikan Multikultural pada SMA di Provinsi Bali, Indigeneous Pemikiran Ulama Jawa , dan Khazanah Islam di Jawa.

Adapun judul-judul dalam bentuk adalah Problematika Pendirian Rumah Ibadah di Jawa Tengah, Agama dan Kearifan Lokal: Model Kerukunan Umat Beragama Komunitas Samin dan Tengger, Peran Rohis di Sekolah dan Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Madrasah, Nasionalisme dan Pendidikan Agama di Beranda Depan Indonesia, Kajian dan Evaluasi Buku Manasik Haji di Jawa Tengah, dan Kajian Buku-Buku Keagamaan Pada SMA di Jawa Tengah.

Penerbitan ini telah melalui proses evaluasi dan editing yang ketat dari Tim Penjamin Mutu Internal Peneliti (TPMIP) Balai Litbang Agama Semarang. Tim dibentuk untuk kepentingan peningkatan kualitas hasil penelitian dan penerbitan.
Balai Litbang Agama Semarang.

Penerbitan buku tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan khazanah sosial keagamaan, serta sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan tentang pelbagai perkembangan dan dinamika social keagamaan di Indonesia.

Selain itu, diharapkan pula sebagai acuan sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan bagi semua pihak tentang informasi kehidupan keagamaan, dan dapat memberikan wawasan pengetahuan bagi masyarakat luas, terutama berkaitan dengan data dan informasi penelitian.

Khazanah Islam di Jawa

Joko Tri Haryanto, editor buku Khazanah Islam Jawa mengatakan, suatu bentuk khazanah atau kekayaan budaya dari suatu agama sangat menarik untuk dikaji. Khazanah tersebut dapat mencitrakan ekspresi estetika yang muncul dari nilai-nilai yang mendapatkan ruh dari ajaran agama. Bahkan agama seringkali menjadi inspirasi munculnya estetika dan seni dalam komunitasnya. Tak terkecuali seni Islam, seringkali kita temukan berkelindan antara falsafah ajaran, ritual, dan nilai fungsionalnya.

Dari masjid misalnya, kita bisa menemukan masjid di berbagai belahan dunia, yang tidak saja menjadi tempat umat Islam melakukan shalat, tetapi menjadi ekspresi keindahan. Masjid dibangun tidak saja untuk memenuhi kebutuhan fungsional masjid, tetapi ia dibangun juga untuk mengungkapkan simbol-simbol spiritual, sekaligus ekspresi keindahan pembuatnya.

Berbagai khazanah estetika dalam lingkup budaya Islam dalam realitas antropologisnya berkelindan dengan budaya-budaya lokal. Oleh karena itu, banyak kita temukan masjid-masjid dan juga batu nisan di Indonesia yang sangat bercorak Nusantara. Istilah bercorak Nusantara untuk menunjukkan bahwa ekspresi keindahan dalam khazanah budaya Islam sangat beragam, dan yang ada di Indonesia memiliki kekhasan, unik, dan indigenous yang berbeda dengan budaya Islam di belahan dunia lainnya.

Warisan khazanah Islam dengan warna Nusantara ini menjadi sangat penting sebagai penanda keragaman ekspresi keindahan dalam nilai-nilai ajaran Islam. Hal ini juga menjadi bukti otentik identitas Islam keindonesiaan. Terlebih lagi di Jawa, di mana masyarakatnya semenjak sebelum Islam masuk, telah memiliki sistem budaya yang mapan. Hadirnya Islam di Jawa melahirkan sintesa yang unik dan saling mengisi sehingga menjadi khazanah Islam bercorak Jawa.

Menara Masjid al-Aqsa di Kudus yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Menara, menunjukkan betapa Islam dikembangkan tidak dengan memarjinalkan budaya Jawa yang telah ada. Menara masjid di Kudus itu bercorak meru dan candi yang sangat khas sebagai corak pra-Islam.

Kemudian Masjid Menara yang berada di wilayah Layur Semarang merupakan masjid komunitas yang menggambarkan keragaman budaya pesisiran dan menggambarkan pertemuan budaya Melayu dan Arab, dan berbagai corak sintesa lainnya begitu mudah kita temui di berbagai daerah di Jawa.

Bunga rampai dalam Khazanah Islam Jawa bermaksud menyajikan tulisan-tulisan mengenai khazanah Islam, khususnya masjid-masjid klasik di Jawa. Beberapa kajian mencoba memaparkan sejarah masjid dan fungsi-fungsinya dalam konteks religi, sosial, dan politik. Beberapa kajian lainnya mencoba mengungkapkan makna-makna simbolik estetik dari arsitektur dan ornamen-ornamen masjid.

Khazanah ini sesungguhnya tidak melulu berupa peninggalan dalam bentuk fisik, tetapi khazanah juga meliputi yang tidak berbentuk fisik seperti ide-ide dan pemikiran. Oleh karena itu, buku ini juga menampilkan satu tulisan tentang ketokohan ulama Jawa. Dengan demikian, buku tersebut diharapkan dapat mengantarkan untuk mengenal beberapa kekayaan budaya, dan pemikiran yang hadir di tanah Jawa ini. (Kendi Setiawan)