Orang Tua Kurang Berikan Teladan Agama Kepada Anak-anak
Selasa, 29 November 2016 | 12:03 WIB
Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI menurunkan laporan penelitiannya pada 2015 perihal keteladanan beragama di keluarga Muslim. Tim peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar orang tua kurang mengetahui, memahami, dan menguasai bagaimana menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam melalui pembiasaan sehari-hari.
Penelitian yang dilakukan tim Puslitbang Kemenag ini menggunakan metode kuantitatif yang dilaksanakan di lima provinsi dengan 16 kabupaten/kota. Tim peneliti menjumpai responden di Kota Serang, Kota Tangerang, Kota Tangsel, Kabupaten Tangerang, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Depok, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota Malang.
Tim peneliti memandang minusnya pembelajaran agama melalui peneladanan dan percontohan orang tua kepada anak-anaknya.
Tim peneliti menemui 960 responden yang terdiri atas kepala keluarga yang sebagian besar masih berusia produktif dengan jenjang pendidikan sebagian berpendidikan menengah dan tinggi. Sebagian besar responden adalah lulusan lembaga pendidikan umum (sekolah umum) dan berada pada kelas ekonomi menengah ke bawah.
Selain faktor orang rumah, masyarakat dan sekolah juga belum maksimal dalam memberikan keteladanan beragama kepada anak-anak. Contoh konkretnya adalah cara berbusana orang tua yang mengantar anaknya ke TPA/TPQ. Ketika anaknya berjilbab, tapi ibunya tidak berjilbab, bahkan memakai celana ketat.
Tim peneliti juga memandang faktor siaran televisi yang kurang mendidik sebagai hambatan penanaman nilai-nilai keislaman di kalangan anak-anak. Siaran televisi lebih mengutamakan tontonan komersial dibanding menyuguhkan tontonan yang mendidik. Siaran televisi kerap menayangkan busana perempuan beragama Islam yang tidak Islami, misalnya pakaian transparan, tidak menutup aurat, dan sebagainya.
Tim peneliti menemukan sebagian kecil keluarga dengan kategori efektif dalam menanamkan nilai-nilai keislaman terutama dalam hal ibadah melalui keteladanan dan praktik kehidupan sehari-hari seperti kebiasaan shalat. Sementara dalam masalah muamalah, para orang tua cukup efektif memberikan ketaladanan sesuai dengan nilai-nilai keislaman.
Mereka merekomendasikan kepada sejumlah dirjen, instansi, kementerian agama, dan kementerian pendidikan untuk duduk bersama dalam mencari format pendidikan yang lebih menekankan keteladanan.
Responden penelitian adalah keluarga muslim yang memiliki anak maksimal berusia 16 tahun dan tinggal di kompleks perumahan dengan kategori kompleks perumahan mewah 20 responden, kompleks perumahan tingkat sedang 20 responden, dan kompleks perumahan tingkat bawah 20 responden. Sedangkan teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui pengisian kuesioner. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khatib Tak Baca Shalawat pada Khutbah Kedua, Sahkah?
2
Masyarakat Adat Jalawastu Brebes, Disebut Sunda Wiwitan dan Baduy-nya Jawa Tengah
3
Meninggal Karena Kecelakaan Lalu Lintas, Apakah Syahid?
4
Wacana AI untuk Anak SD, Praktisi IT dan Siber: Lebih Baik Dimulai saat SMP
5
Jalankan Arahan Prabowo, Menag akan Hemat Anggaran dengan Minimalisasi Perjalanan Dinas
6
Menag Nasaruddin Umar: Agama Terlalu Banyak Dipakai sebagai Stempel Politik
Terkini
Lihat Semua