Kompleksitas persoalan kehidupan sosial masyarakat di era sekarang menuntut sebuah strategi jitu berdasar data yang akurat dan lengkap untuk merespon secara positif aneka problem yang ada. Salah satunya lewat penelitian ilmiah. Penelitian merupakan sebuah keniscayaan guna memperoleh informasi yang valid dan gambaran menyeluruh tentang suatu persoalan.
Dalam konteks ini, Puslitbang LKKMO melakukan penelitian Implementasi Lima Nilai Budaya Kerja di Lingkungan Kementerian Agama yang hasilnya diseminarkan di Hotel Sahira Butik Bogor, Kamis-Jumat, 8-9 November 2018. Seminar dibuka oleh Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Moh Ishom Yusqi. Dalam arahannya, Ishom menekankan urgennya pelaksanaan lima poin berikut.
Pertama, akselerasi penyerapan anggaran perlu dilakukan pada seluruh unit. Dalam hal ini Puslitbang LKKMO sudah baik dan perlu terus dipertahankan. Kedua, perlu segera dilakukan tindakan penyederhanaan langkah-langkah proses penelitian. Saat ini ada sebelas steps yang harus dilalui. Sepertinya cukup panjang dan rumit sehingga kurang efektif dan efisien serta hasilnya kurang maksimal. Jadi, sebaiknya dibuat menjadi tiga langkah, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan.
Ketiga, sedang dirancang dan disusun draf PMA tentang pemanfaatan hasil penelitian sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam rangka pengembangan organisasi. Artinya segala kebijakan yang diambil mesti berdasarkan naskah akademik sesuai temuan hasil penelitian. Dengan demikian, akan tampak sinergitas dan terbangun sebuah sistem untuk kemajuan organisasi.
Keempat, perlu dilakukan pembagian lokus penelitian yang jelas dan tegas antara pusat dan daerah. Hal ini untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian. Disamping itu, karakter dan corak penelitian juga mesti dipertegas antara yang dilakukan pusat, daerah dan Kampus. Sebutlah misalnya penelitian pusat bersifat nasional, sementara daerah bersifat regional. Begitu pula dengan kampus yang lebih fokus ke ilmu-ilmu murni sementara penelitian di Puslitbang pada terapan, pengembangan, dan perbaikan kebijakan.
Kelima, hal penting yang perlu dikemukakan adalah bahwa hasil penelitian lima nilai budaya kerja perlu mendapat penguatan-penguatan dan dirancang aplikatif-implementatif sejalan dengan program penerapan zona integritas dan reformasi birokrasi. Instrumennya perlu disusun agar dapat menjadi sebuah gerakan masif dan mudah diukur keberhasilannya.
Salah satu narasumber seminar Muhammad Zain, selaku Kapuslitbang LKKMO mengungkapkan secara substansial ada dua ide utama yang digulirkan dan perlu mendapat perhatian serius terkait penelitian ilmiah. Pertama, merujuk pada arti filosofis dari sebuah tindakan research. Research semestinya menghasilkan sebuah invention. Jadi clue utama dari penelitian adalah adanya sebuah penemuan, penemuan tentu sesuatu hal yang baru, belum diketahui, dan tidak disadari sebelumnya.
Sebagai contoh, bila kita lihat dalam sejarah bagaimana dulu para ilmuwan atau cendikiawan menemukan hal baru, Nicolas Copernicus penemu teori heliosentris, bahwa matahari adalah pusat tata surya. Galileo Galilea sebagai penemu teleskop dan digelari sebagai Bapak astronomi, Isac Newton, Avicenna, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, Marco Polo sang penjelajah dunia, Ibnu Batutah dan lain sebagainya. Sebuah research yang serius pasti menemukan hal baru yang ujungnya dapat digunakan dan bermanfaat untuk kehidupan. Logika berpikir ini juga sama berlaku dalam penelitian implementasi lima nilai budaya kerja.
Kedua, hal yang perlu mendapat perhatian serius terkait penelitian ilmiah adalah penggunaan metodologi, data, dan analisis yang kuat, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam kaitan ini, tim peneliti harus berhati-hati dalam pengambilan data dan menganalisis data dengan perspektif yang benar. Kita perlu belajar dari buku How to Lie with Statistics karya Darrell Huff dan buku 5 Ways Statistic are Used to Lie to You Every Day. Buku tersebut menggambarkan bagaimana data statistik digunakan untuk melakukan tindakan yang tampak seolah-olah benar tetapi sesungguhnya adalah bohong atau palsu (fake).
Oleh karena itu, perlu berhati-hati dalam melakukan penelitian, perhatikan proses pengambilan data, objektivitas dalam melakukan penelitian agar dapat menghasilkan kebijakan yang benar, tepat dan sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. Penelitian tentang implementasi lima budaya kerja diharapkan dapat membawa perbaikan dan kemajuan Kementerian Agama. (Kendi Setiawan)