3 Hikmah Mengadakan Haul dan Maulid Nabi menurut Kiai Manarul Hidayat
Kamis, 20 Oktober 2022 | 10:00 WIB
Batang, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Almanar Azhari Islamic Boarding School, Depok, Jawa Barat, KH Manarul Hidayat mengatakan ada tiga hikmah yang dapat diambil dari penyelenggaraan haul dan Maulid.
"Yang pertama adalah harus selalu ada yang diingat-ingat, di antaranya jangan lupa kepada Nabi Muhammad saw. Adanya langit, bumi, manusia dan lainnya karena adanya Nabi Muhammad saw. Semuanya hanyalah numpang barakah," kata Kiai Manarul Hidayat.
Baca Juga
Cara dan Hukum Melaksanakan Haul
Mengisi acara Haul KH Ahmad Munawwir Ke-33 dan Khotmil Qur'an Ke- 20 di Pondok Pesantren Al Munawwir, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Ahad (16/10/2022), Kiai Manarul mengatakan tidak lupa atau selalu mengingat menjadi tanda cinta kepada Nabi Muhammad.
Salah satu ciri-ciri mengingat Nabi yakni selalu membicarakannya. Lalu bagaimana mewujudkan hal itu? "Maka perbanyaklah shalawat. Dan, shalawat yang kita ucapkan bukan Nabi Muhammad yang menjawab, tapi Allah," ujarnya.
Hikmah kedua dari haul adalah harus ada orang yang dingatkan. Sementara hikmah ketiga adalah ada sekelompok manusia yang berkumpul menjadi panitia untuk mengingatkan manusia lain hingga terlaksana acara.
Kiai kelahiran Cirebon pada tanggal 22 Oktober 1952 itu juga mengatakan memperingati itu artinya tasyakuran. Maulid artinya adalah memperingati kelahiran Nabi saw sehingga penting bagi umat Islam.
Sebelumnya Kiai Manarul Hidayat menyebutkan Sayyidina Ali mengatakan jika ada orang yang memberikan ilmu meskipun satu huruf saja, Ali siap menjadi budaknya. Ungkapan itu berarti seorang santri wajib menghormati gurunya.
"Dan orang Nahdlatul Ulama itu wajib hukumnya menghormati gurunya. Sesibuk apa pun kita, maka harus hadir dalam acara haul gurunya. Apalagi para santri, jamaah yang tahunan, dan berhuruf-huruf menimba ilmu di sini," terangnya.
Ia juga mengingatkan ulama adalah penerus Nabi. "Seperti pengasuh Pesantren ini abah KH Sholikhin Syihab ini. Abah Sholikhin punya guru, gurunya punya guru menyambung terus hingga ke Nabi saw itu dinamakan sanad ilmu keagamaan," tegas kiai yang pernah mengemban amanah sebagai Rais Syuriyah PBNU ini.
Tak lupa ia menyebutkan tiga kehebatan pesantren NU. Ketiganya adalah belajar agama langsung praktik, semua ilmu diajarkan di pesantren, kaderasi pemimpin di masa mendatang.
"Maka jika anak Anda ingin sukses, kirim mereka belajar di pesantren NU," pungkasnya.
Kontributor: Ibnu Khaeruddin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua