Jombang, NU Online
Para pelajar NU yang saat ini tengah berkhidmah di organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) merupakan generasi harapan NU di masa yang akan datang. Situasi ini harus disadari oleh mereka. Untuk itu pada usia yang masih sangat muda, kesempatan untuk terus meningkatkan pengetahuannya dan mengasah mentalnya masih cukup terbuka. Kesempatan-kesempatan itu juga tidak boleh disia-siakan.
Setidaknya ada empat hal yang bisa dilakukan oleh IPNU-IPPNU agar bisa terus berkembang. Baik pengetahuannya maupun kesiapannya menyambut segala tantangan global. Perkembangan zaman tidak bisa dinafikan oleh pelajar NU, sementara di balik perkembangan itu sudah barang tentu membawa tantangan baru.
"Pertama, sebagai generasi muda kita harus mengubah dari fixed mindset ke growth mindset. Mengubah dari pola pikir tetap ke pola pikir berkembang. Anak muda NU harus terus belajar untuk selalu memperbaiki diri dan mengasah kreativitas,” kata Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Mojowarno, Usman Hasan saat launching logo Konfercab PC IPNU-IPPNU Jombang, di Kantor MWCNU Mojoawarno, Ahad malam (8/12).
Yang kedua, pelajar NU harus berani keluar dari zona nyaman. Hal itu adalah cara yang dinilai sangat efektif untuk bisa mengembangkan jati dirinya. Generasi muda memang sudah selayaknya lebih siap menghadapi segala tantangan yang ada. Ini tentu hanya bisa dilakukan melalui kegigihan dan kecakapan-kecakapan yang dimiliki.
“Aanak muda NU harus bergerak dari comfort zone ke learning zone. Bergerak dari zona nyaman ke zona belajar. Kita harus sadar bahwa tantangan masa kini dan masa depan tidaklah ringan. Butuh kegigihan dan gerakan anak muda NU dalam mengantisipasinya,” imbuhnya.
Ketiga, pelajar NU hendaknya terus mengasah pengetahuan dan kreativitasnya. Kompetensi atau kemampuan yang dimilikinya saat ini harus terus ditingkatkan. Ia meyakini bahwa anak muda memilki kemajuan dan ketajaman berpikir untuk bisa menciptakan sesuatu yang baru. Hal itu menurutnya perlu dilakukan secara istikamah.
“Anak muda NU bisa go global dengan cara visiting any corner of this planet will hopefully make NU young generation more knowledgeable and innovative,” urai pria yang kerap disapa Kiai Usman.
Yang terakhir anak muda NU harus go mobile. Smartphone yang dimiliki hendaknya dijadikan media untuk belajar dan menambah wawasan. “Era digital harus betul-betul ditangkap dengan kecerdasan menggunakannya untuk hal yang positif dan konstruktif. Ini saya kira sebangun dengan tema Konfercab ‘Membangun generasi Z di Era Digital’,” pungkasnya.
Kontributor: Annisa Rahma
Editor: Syamsul Arifin