Salah satu stand siswa aliyah saat bazar pada harlah ke-80 Madrasah Banat NU diserbu pengunjung, Senin (27/1). (Foto: Dok. H Sa'diyah)
Afina Izzati
Kontributor
Alumni Madrasah Banat NU Kudus menunjukkan kemampuan wirausaha melalui bazar. Kegiatan bazar digelar dalam rangka Harlah ke-80 (Dasa Windu) Banat NU, Senin (27/1).
“Bazar besar-besaran tahun ketiga ini berbeda dari tahun tahun sebelumnya hanya menyelenggarakan satu hari di gedung JHK Kudus. Selain itu, yang membedakan bahwa di tahun kemarin yang peserta hanya antar atau lintas angkatan dan kali ini peserta per wilayah dan jenjang,” terangnya.
Bazar tersebut lanjut dia, diikuti seluruh wilayah Forum Silaturrahim Ikatan Alumni Banat NU (Forsikabanu) se-Kabupaten Kudus. Di antaranya Mejobo, Undaan, Jati, Kaliwungu, Gebog, Bae, Dawe, Jekulo, dan Kota Kudus sendiri.
“Selain itu, semua jenjang di lingkungan Banat NU mulai RA, MI, MTs, MA, hingga SMK dan akademisi juga turut serta. Ada juga tamu yang diundang untuk ikut memeriahkan acara bazar sepanjang hari tersebut,” ungkapnya.
Annisa Dini N F, alumni Banat NU dari Kecamatan Kota yang ikut membuka stand mengaku sangat antusias mengikuti Bazar Dasa Windu Banat. Meski ia datang terlambat, namun bisa mendapatkan omset mencapai 1,4 juta rupiah dengan modal 350 ribu rupiah. Mestinya ia buka stand pukul 07.00 WIB. Akan tetapi, ia baru datang dua jam kemudian.
Baca juga: Peringati Harlah Dasa Windu, Madrasah Banat NU Kudus Gelar 80 Khataman Qur’an
“Saya datang terlambat. Harusnya jam 7 pagi. Sampai sini sudah jam 9. Tapi alhamdulillah bisa dapat omset 1,4 juta. Padahal modal sedikit. Cuma seperempatnya omset,” ungkap Dini ketika dihubungi NU Online melalui telepon, Senin (27/1).
Perempuan berusia 25 tahun ini menjelaskan, barang dagangannya yaitu salad buah dan gamis tile. Meski ia mengaku kali pertamanya mengikuti Bazar Alumni Banat, namun dia tidak kapok untuk mengikuti lagi tahun depan jika masih ada kesempatan.
“Baru jam 11.30 siang semua dagangan saya sudah habis. Bahkan, banyak yang memesan,” ujarnya bangga.
Berbeda dengan Dini, Esti Puji Susanti alumnus asal kecamatan Kaliwungu yang juga ikut bazar menjual bros handmade dan sarung. Ia mengaku tidak banyak yang membeli barangnya karena ia hanya membawa sedikit. Pengalaman mengikuti bazar tahun lalu, pertimbangan waktu setengah hari memutuskannya tidak membawa banyak barang.
“Tidak banyak omset yang saya dapat. Karena, acaranya cuma setengah hari. Jadi, saya tidak berani bawa barang banyak,” jelas Esti kepada NU Online di sela kegiatan.
Penanggung jawab stand MA, Halimatus Sa’diyah, menjelaskan bahwa siswi-siswi Banat juga turut membuka stand dengan menjual aneka menu makanan dan minuman. Antara lain sosis bakar, salad, nasi, samosa, jasuke, es ambyar, dan thai tea.
“Alhamdulillah, keuntungannya besar juga. Modal empat juta rupiah, labanya juga empat juta rupiah. Modal kami dari uang kas angkatan. Nah, keuntungan itu rencananya digunakan untuk persiapan muwadaah (perpisahan-red),” ungkap salah satu Guru Aliyah Banat NU Kudus ini.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua