Daerah

Antisipasi Merebaknya Covid-19, Ini Langkah Gubernur Jateng 

Sabtu, 4 April 2020 | 14:30 WIB

Antisipasi Merebaknya Covid-19, Ini Langkah Gubernur Jateng 

Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo (kiri) (Foto: Dok Aspri Gubernur)

Semarang, NU Online 
Mengantisipasi merebaknya wabah Covid-19, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo memerintahkan seluruh kepala desa se Jateng untuk menyiapkan tempat isolasi khusus untuk menampung para pemudik. Nantinya, setiap perantau yang pulang kampung, wajib diisolasi di tempat khusus itu selama 14 hari. 
 
Usai memberikan instruksi pada Jumat (3/4) malam, Ganjar langsung menerima laporan beberapa desa yang sudah melaksanakan perintahnya. Untuk memastikannya, Ganjar lantas melakukan gowes ke sejumlah desa, Sabtu (4/4). 
 
Di antaranya Desa Ngrapah Kecamatan Banyubiru dan Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang yang disambangi Gubernur berambut putih ini. 
Di Desa Ngrapah, warga memanfaatkan gedung olahraga sebagai tempat isolasi.
 
Sementara di Desa Bejalen, disiapkan Balai Desa sebagai tempat isolasi. Saat Ganjar datang, warga sedang bergotong royong membersihkan dan menyiapkan tempat-tempat itu.
 
"Tadi malam saya komunikasi dengan Kepala Gugus Tugas Covid-19 dan diminta menyiapkan daerah terutama desa untuk membuat tempat khusus sebagai tempat isolasi bagi mereka yang baru pulang dari perantauan," jelasnya. 
 
"Setelah itu, langsung saya perintahkan kepada seluruh kepala desa melalui WhatsApp grup untuk menyediakan. Hari ini saya cek agar desa benar-benar serius melaksanakan ini," imbuh Ganjar, Sabtu (4/3).
 
Ganjar melanjutkan, dirinya minta seluruh kepala desa segera menyiapkan tempat isolasi, tidak perlu membangun gedung baru. Menurutnya, kepala desa dapat mengoptimalkan gedung balai desa atau gedung pertemuan lain sebagai tempat isolasi itu.
 
Nantinya, lanjut dia, setiap perantau yang pulang kampung harus didata dan diisolasi selama 14 hari di tempat-tempat khusus tersebut. Apabila ada yang menolak, maka TNI/Polri diminta mengambil tindakan tegas.
 
"Nanti kami bantu bagaimana cara mengelolanya. Kami juga sudah minta bantuan TNI/Polri untuk membantu melakukan penjagaan melalui Babinsa dan Babhinkamtibmas di desa-desa," tegasnya.
 
Selain kepada pemudik, Ganjar juga meminta seluruh kepala desa untuk mengamankan para lansia dan penyandang disabilitas di desanya masing-masing. Mereka yang termasuk kelompok rentan ini, harus diamankan terlebih dahulu dari dampak penyebaran Covid-19.
 
"Kalau perlu diisolasi dulu dan tidak boleh bertemu dengan keluarga yang baru pulang dari perantauan. Untuk kebutuhan mereka, desa bisa mencukupi menggunakan anggaran yang ada atau menggerakkan gotong royong masyarakat. Buat lumbung pangan dan gerakkan kembali jimpitan," pungkasnya.
 
Kepala Desa Ngrapah, Wargiyati mengatakan, dirinya memanfaatkan gedung serbaguna sebagai tempat isolasi. Gedung tersebut dipilih karena cukup besar dan dekat dengan akses kesehatan.
 
"Setelah tadi malam diperintah, langsung kami eksekusi pagi ini. Ini cukup besar, bisa menampung ratusan orang," kata dia.
 
Ia menuturkan, sementara ini sudah ada 30 warga perantau yang mudik di desanya. Saat ini, mereka masih diwajibkan menjalani isolasi di rumah masing-masing. 
 
"Setiap pemudik yang datang, langsung didatangi bidan dan Babinsa untuk dilakukan pengecekan. Yang sehat harus isolasi di rumah 14 hari, yang sakit langsung dibawa ke rumah sakit. Nanti setelah gedung ini siap, maka seluruh perantau akan kami isolasi di gedung ini," imbuhnya.
 
Hal senada disampaikan Kepala Desa Bejalen, Sugiharto. Ia mengatakan telah menyiapkan Balai Desa untuk tempat isolasi para pemudik. "Sampai saat ini baru tujuh orang yang pulang kampung dan sudah menjalani isolasi di rumah masing-masing. Nanti kalau gedung isolasi di Balai Desa sudah siap, maka semua pemudik yang tiba langsung kami isolasi," ucapnya.
 
Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz