Daerah BANJIR SUMATRA

Baju di Badan Jadi Saksi Selamat, LAZISNU Menyambung Harapan bagi Penyintas di Pidie Jaya

NU Online  ·  Rabu, 17 Desember 2025 | 19:00 WIB

Baju di Badan Jadi Saksi Selamat, LAZISNU Menyambung Harapan bagi Penyintas di Pidie Jaya

Ketua LAZISNU Aceh Tgk Akmal Abzal serahkan bantuan kepada pengungsi di Gampong Manyang Cut Pidie Jaya ikut didampingi warga Ansor termasuk Gus Masrur Mantan Ketua Ansor Pidie Jaya dan lainnya. (Foto: NU Online/Helmi Abu Bakar)

Pidie Jaya, NU Online

Air itu datang tanpa salam. Arusnya menggila, menyeret apa saja yang dilewati. Gampong Manyang Cut Meureudu, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh yang berada di pinggiran Krueng Meureudu, luluh lantak. Rumah, perabot, dan sisa-sisa kehidupan yang selama ini dirawat dengan sabar, lenyap dalam hitungan jam.


Di sebuah gampong dekat jalan penghubung yang sempat terputus dan kini baru kembali difungsikan, seorang ibu separuh baya hanya sempat memeluk anaknya dan berlari. Tak ada waktu menyelamatkan apa pun. Malam itu, yang tersisa hanyalah pakaian yang melekat di badan.


Ibu itu akrab disapa Cut Kak. Kini, bersama puluhan warga lainnya, ia bertahan di pengungsian darurat. Debu jalan bercampur bau lumpur yang belum sepenuhnya kering menjadi udara sehari-hari. Anak-anak batuk dan gatal-gatal, para orang tua menahan cemas, dan para ibu berjuang menenangkan keluarga, meski hati mereka sendiri masih diguncang trauma.


“Semua habis. Kami keluar rumah tanpa apa-apa,” tutur Cut Kak lirih. Matanya berkaca-kaca, namun ia berusaha tegar. Bagi dirinya dan para pengungsi lain, hari-hari pascabanjir bandang adalah ujian kesabaran yang tidak ringan.


Di tengah keterbatasan itu, secercah harapan datang. NU Care–LAZISNU PWNU Aceh menyalurkan bantuan kemanusiaan yang merupakan amanah dari LAZISNU Korea Selatan. Bantuan tersebut menyasar kebutuhan dasar para pengungsi, pangan, kebutuhan harian, dan dukungan kemanusiaan, yang sangat dibutuhkan warga pascabanjir bandang.


Ketua LAZISNU PWNU Aceh, Tgk. H. Akmal Abzal, kepada NU Online, Selasa (16/12/2025), mengatakan bahwa bantuan ini merupakan wujud kepedulian Nahdlatul Ulama lintas negara terhadap penderitaan warga Aceh.


“Ini amanah dari saudara-saudara kita di Korea Selatan melalui LAZISNU. Kami menyalurkannya lewat NU Care agar tepat sasaran dan menjangkau warga yang benar-benar membutuhkan,” ujarnya.


Menurut Tgk. Akmal, kisah para ibu penyintas, yang kehilangan rumah dan harta benda dalam sekejap, menjadi pengingat bahwa bencana bukan hanya soal kerusakan fisik, tetapi juga luka batin yang membutuhkan kehadiran dan pendampingan.


“Bantuan ini mungkin tidak mengembalikan apa yang hilang, tetapi kami berharap bisa menguatkan dan menyambung harapan mereka,” katanya.


Penyaluran bantuan tersebut turut didampingi sejumlah tokoh dan kader Ansor. Hadir sesepuh Ansor Aceh Gus Masrur, mantan Ketua Ansor Pidie Jaya, bersama Sekretaris PC Ansor Pidie Jaya dan unsur Ansor lainnya. Kehadiran mereka menegaskan komitmen badan otonom NU untuk terus berada di garis depan pelayanan kemanusiaan.


Gus Masrur menuturkan bahwa penderitaan para pengungsi tidak boleh dibiarkan berlarut.
“Ketika melihat langsung kondisi ibu-ibu dan anak-anak di pengungsian, kita sadar bahwa kehadiran itu penting. Bukan hanya membawa bantuan, tetapi juga menyampaikan pesan bahwa mereka tidak sendiri,” ujarnya.


Di sudut pengungsian, Cut Kak menerima bantuan dengan tangan bergetar. Bukan karena dingin, melainkan karena haru. Ia lalu mewakili para pengungsi menyampaikan rasa terima kasih.


“Kami mengucapkan terima kasih kepada warga Nahdliyin dan semua donatur. Semoga Allah memberi keberkahan, kesehatan, dan keselamatan kepada semua yang telah membantu kami,” ucapnya dengan suara tertahan. “Mohon doanya juga, semoga kami diberi kesabaran dan kekuatan menghadapi musibah ini.”


Warga lain ikut berkumpul. Ada yang menggendong balita, ada pula lansia yang duduk bersandar, memaksa diri tersenyum. Anak-anak tampak lebih ceria ketika relawan datang. Meski trauma masih jelas di wajah mereka, kehadiran bantuan memberi rasa aman yang sempat hilang.


LAZISNU Aceh menegaskan bahwa upaya kemanusiaan ini akan terus dilanjutkan sesuai kemampuan dan amanah yang dihimpun.

 

“Kami mengajak semua pihak untuk terus bergandeng tangan. Beban bencana ini terlalu besar jika ditanggung sendiri,” kata Tgk. Akmal.


Bagi Cut Kak dan para pengungsi lainnya, hari itu menjadi pengingat bahwa di tengah kehilangan, kemanusiaan masih hidup, dari NU Care–LAZISNU Aceh, dari saudara jauh di Korea Selatan, dan dari tangan-tangan relawan yang datang menyapa. Harapan pun kembali disemai, pelan namun pasti.

 

============

Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang